Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/07/14

Selasa, 14 Juli 2015

Judul: Obral Cinta
Banyak orang yang suka mendengar kata "Obral" atau "Sale", karena identik dengan harga yang terjangkau karena murah. Kata itu begitu ampuh sehinga banyak orang yang berniat membeli barang-barang yang sebenarnya tidak atau belum dibutuhkan pada waktu membeli. Namun bagaimana kalau yang diobral adalah cinta?

Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing (1-2). Selain anak Firaun, ada perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het. Salomo obral cinta besar-besaran. Tidak tanggung-tanggung, ia memiliki tujuh ratus istri dan tiga ratus gundik (3). Big Sale cinta yang dilakukan Salomo mendatangkan akibat bagi dirinya, karena ia jadi menjauhi Tuhan dan mengabaikan firman Tuhan (2-4). Ini membuat Salomo terseret ke dalam kesalahan yang lebih parah lagi, yaitu terlibat dalam penyembahan berhala (5-8)! Inilah hal yang sangat dibenci oleh Allah.

Mungkin kita bertanya-tanya, bagaimana mungkin seorang raja yang bijaksana dan takut akan Tuhan seperti Salomo jatuh ke dalam dosa yang demikian, dalam usia yang sudah mapan? Sebenarnya, kejatuhan Salomo ini terjadi tidak secara tiba-tiba. Memang Salomo tidak menolak Allah. Kita tahu bahwa ia memberikan persembahan tiga kali dalam setahun (1Raj. 9:25). Hanya saja, hatinya tidak tertuju sepenuhnya lagi kepada Allah karena ia ikut beribadah kepada ilah-ilah yang disembah oleh istri-istrinya. Itulah sinkretisme. Artinya, Salomo menempatkan Allah Israel sejajar dengan ilah-ilah yang tidak bernilai sedikitpun. Inilah yang diperingatkan Allah sebelumnya (1Raj. 3:14, 6:12, 9:4). Obral cinta kepada banyak wanita jadi berjalan bersamaan dengan obral kasih terhadap banyak sesembahan. Betapa berbahayanya menikah dengan pasangan yang tidak seiman.

Kita mungkin saja tidak obral cinta kepada banyak wanita atau pria, tetapi jangan-jangan kita sudah menempatkan Allah setara dengan yang lain, sehingga Ia tidak menjadi yang terutama lagi dalam hidup kita? Kejatuhan Salomo memberi pelajaran bagi kita untuk belajar peka ketika kita mulai memberi tempat pada sesuatu yang bukan Allah di dalam hidup kita.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org