Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/05/09

Jumat, 9 Mei 2014

1 Samuel 11:1-15
Allah yang menguji

Judul: Allah yang menguji
Ujian, kesulitan, dan masalah adalah hal-hal yang tidak kita sukai. Namun justru hal-hal seperti itulah yang sering dipakai Tuhan untuk membentuk dan menumbuhkan karakter kita. Pada awal pengumuman Saul sebagai raja, tidak semua orang Israel mau menerima dia. Masalah yang kemudian datang menghampiri bangsa itu, justru menjadi alat di tangan Tuhan untuk menguji Saul, sekaligus untuk membesarkan namanya di hadapan bangsa Israel.

Seperti pepatah berkata: "Tidak ada pelaut tangguh yang muncul dari laut yang tenang." Demikian pula tidak ada pemimpin sejati yang muncul dari situasi yang tanpa masalah. Kepemimpinan Saul justru tampak di hadapan mata seluruh Israel ketika sebuah bangsa yang tidak mengenal Allah mengancam mereka.

Penting untuk dicatat di sini bahwa Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa Roh Tuhanlah yang mula-mula menjadi inisiator dalam tindakan Saul (6), dan Roh Tuhan pulalah yang menggerakkan hati bangsa Israel untuk merasa takut kepada Saul (7). Kepemimpinan Saul sangat erat bergantung pada kepemimpinan Tuhan. Hanya ketika Saul taat pada pimpinan-Nya, Tuhan pun memberikan Saul kemenangan.

Kemenangan Saul ini adalah suatu kemenangan yang penting, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi seluruh bangsanya. Bagi dirinya sendiri, kemenangan itu membuat Saul belajar mengenal siapa Allah. Bagi bangsa Israel, kemenangan ini membuat mereka memuliakan Tuhan yang telah memilih Saul dan mereka pun percaya bahwa Saul ialah raja pilihan Tuhan. Maka, Saul pun diterima dan diakui oleh seluruh bangsa sebagai raja mereka (14-15).

Kita harus menyadari bahwa Allah mengizinkan kesulitan datang menghampiri kita demi untuk membentuk kita menjadi lebih baik. Ingatlah bahwa di dalam setiap kesulitan, Allah menyertai kita sehingga jangan mencoba untuk bertindak sendirian ataupun mengandalkan diri sendiri. Justru dengan belajar mengandalkan Tuhan, kita menjadi anak-anak Tuhan yang tangguh.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org