Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/03/03 |
|
Senin, 3 Maret 2014
|
|
Judul: Allah yang Kudus & kenajisan Nas hari ini menunjukkan bahwa imam harus melakukan penelitian dengan saksama mengenai penyakit-penyakit kulit yang dapat membuat seseorang menjadi najis. Hal ini harus dilakukan karena menyangkut status orang tersebut dalam komunitas umat Tuhan dan dalam kehidupan ibadahnya. Jika ternyata orang itu divonis berpenyakit kusta, maka orang tersebut harus mengakuinya di depan umum dan kemudian tinggal di luar komunitas umat Tuhan (45-46). Mengapa orang itu harus tinggal di luar perkemahan? Karena Allah yang kudus tinggal di perkemahan tersebut, sehingga perkemahan itu kudus. Kekudusan dan kenajisan tidak dapat hidup berdampingan. Allah yang kudus menuntut umat-Nya hidup kudus. Allah tidak dapat hidup berdampingan dengan segala bentuk kenajisan. Hal ini menunjukkan realitas yang sangat penting: Allah kita kudus dan tidak bertoleransi terhadap kenajisan sedikit pun. Hukum ibadah seperti ini, yaitu bahwa jemaat harus datang kepada Allah dalam keadaan tahir, memang tidak berlaku bagi kita, karena semua hukum ibadah tersebut sudah tergenapi dalam Kristus. Namun Allah kita tidak berubah. Dia tetap Allah yang kudus yang tidak menoleransi kenajisan. Bentuknya bukan lagi tahir secara ritual, melainkan tahir secara hati yang diwujudkan dalam hidup sesuai dengan kekudusan Allah. Seperti kutipan Petrus, "Ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1 Ptr. 1:16, mengutip dari Im. 19:2). Karena kita menyembah Allah yang kudus, maka kita harus menyadari bahwa hanya kehidupan yang kudus yang dapat diperkenan oleh-Nya. Marilah kita yang sudah dikuduskan oleh Kristus, berupaya untuk hidup dalam kekudusan, yaitu hidup dengan menjalankan perintah-perintah yang Allah berikan kepada kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |