Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/12/07

Sabtu, 7 Desember 2013

Yesaya 58:1-14
Makna ibadah

Judul: Makna ibadah
Ritual keagamaan tanpa kesejatian makna sesungguhnya memuakkan hati Tuhan. Sebab bila demikian, kesalehan seseorang hanya bersifat lahiriah semata. Inilah yang terjadi pada bangsa Israel.

Orang Israel yang mengaku diri sebagai umat Tuhan berlaku begitu religius. Setiap hari mereka beribadah kepada Tuhan dan mencari kehendak-Nya. Mereka juga setia melakukan perintah Tuhan (2). Dengan melakukan semua itu, umat merasa telah menyukakan hati Tuhan. Oleh karena itu alangkah terkejutnya mereka ketika menyadari bahwa ibadah mereka tidak membuat berkat Tuhan turun atas mereka (3).

Mengapa Allah tidak menghiraukan ibadah umat? Karena tindakan religius umat ternyata penuh kemunafikan. Mereka berpuasa, tetapi tidak menunjukkan sikap relevan dengan mengurbankan segala hasrat mereka. Mereka tetap mengejar kepentingan pribadi dan memperlakukan orang lain dengan tidak layak (3-4). Puasa mereka tidak bertujuan meratapi keberdosaan mereka, melainkan manipulasi agar Tuhan memberkati mereka. Jelas itu bukanlah jenis puasa yang diterima Allah. Puasa semacam itu hanya membuat orang menundukkan kepala dan bukan menundukkan hati di hadapan Allah. Mereka berpuasa dengan menggunakan pakaian berkabung, tetapi bukan karena meratapi ketidaktaatan mereka kepada Tuhan. Mereka mengira bahwa ibadah yang ditunjukkan dengan puasa dan pakaian kabung, lebih penting daripada sikap dan tingkah laku mereka.Pemahaman mereka ternyata berbanding terbalik dengan konsep Tuhan tentang ibadah.

Ibadah yang dikehendaki Tuhan harus mewujud pada tindakan, misalnya melepaskan orang dari penindasan dan ketidakadilan (6) atau menolong orang yang berkekurangan (7). Sabat pun harus dilakukan sepenuhnya untuk Tuhan dan bukan cari-cari alasan untuk tidak memenuhinya (13). Bila mereka beribadah sesuai yang diinginkan Tuhan, barulah Dia memberkati mereka (8-12, 14).

Maka kita perlu introspeksi diri apakah kita beribadah hanya untuk kepentingan dan kepuasan diri semata, ataukah kita sungguh ingin menyenangkan Tuhan?

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org