Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/03/22

Jumat, 22 Maret 2013

Matius 26:17-35
Perubahan yang memulihkan

Judul: Setia sebagai cermin kasih
Tidak sedikit orang yang mempertanyakan mengapa Yesus membiarkan para musuh-Nya mengalahkan Dia? Mengapa Yesus tetap menyerahkan diri untuk disalib? Bukankah itu tanda kekalahan? Mengapa Yesus tidak menghukum Yudas Iskariot yang akan mengkhianati Dia? Mengapa Yesus tidak mencegah para murid yang akan tercerai-berai ketika Ia diserahkan dan dibunuh (31)? Mengapa Ia juga tidak mencegah Petrus agar tidak menyangkali Dia? Apakah Yesus tidak berdaya?

Yesus bukan tidak berdaya. Ia tahu apa yang akan segera terjadi. Ia tahu bahwa Yudas Iskariot akan segera mengkhianati Dia, karena itu Ia telah menegurnya (24). Ia tahu para murid akan tercerai berai meninggalkan Dia (31). Ia juga tahu bahwa Petrus yang berjanji tidak akan terguncang imannya justru akan segera menyangkali Dia (33-35). Ia justru telah mempersiapkan Petrus dan para murid akan keadaan mereka dan bagaimana Ia peduli kepada mereka. Dia juga tahu seperti apa salib yang akan segera Ia hadapi. Ia akan segera menyerahkan tubuh-Nya dan menumpahkan darah-Nya sebagaimana yang Ia tunjukkan melalui simbol perjamuan terakhir tersebut. Namun, Ia tetap memutuskan untuk menghadapi itu semua sebagai wujud cinta kasih-Nya dan sebagai cara yang dikehendaki Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia.

Yesus tahu, jalan keselamatan bagi manusia hanya lewat ketaatan-Nya pada kehendak Bapa, yaitu pengurbanan di salib. Tak ada jalan lain. Dia tahu juga para murid tidak memahami hal tersebut, sehingga mereka tidak siap ketika hal itu terjadi, bahkan sampai terjatuh. Justru demi umat manusia diselamatkan dan demi para murid yang Ia kasihi bangkit kembali, Ia harus menuntaskan keselamatan dengan cara naik ke salib.

Sikap Yesus ini patut kita teladani. Kita yang telah tahu kehendak Allah, walau berat dan orang lain tidak mengerti, tetapi harus melaksanakannya karena ketaatan kita kepada-Nya dan cinta kasih kita kepada sesama kita. Keteladanan-Nya menjadi kekuatan kita dan ketaatan kita kepada-Nya menjadi kesaksian bagi banyak orang.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/22/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org