Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/06/26

Sabtu, 26 Juni 2010

1 Timotius 3:15
Keluarga Allah

Judul: Keluarga Allah
Timotius, seperti halnya kebanyakan kita, berasal dari keluarga biasa. Maksudnya keluarga sebagaimana biasa kita jumpai, ada hal baik di dalamnya, ada juga hal kurang baik. Bukan keluarga sempurna, tanpa cela. Hal baik dalam keluarga Timotius ialah bahwa nenek dan ibunya adalah orang-orang yang takut akan Allah. Lebih lagi, mereka menjadi orang yang akhirnya menyambut Kristus dan taat kepada-Nya. Namun sayang, ber-samaan dengan hal-hal baik itu ada juga kurangnya. Rupanya ayah Timotius bukan orang Yahudi, juga tidak percaya kepada Yesus Kristus. Dalam latar belakang yang tidak sempurna ini, Timotius sebagai orang beriman dan hamba Yesus Kristus, memiliki Gereja yaitu keluarga Allah. Di dalam Gereja ia boleh mempraktikkan kasih Allah. Ia boleh menikmati berbagai hubungan kekeluargaan yang jauh lebih erat dan indah dibandingkan hubungan dalam keluarga jasmani. Ia boleh mendapat kesempatan untuk berkontribusi menjadikan keluarga Allah jauh lebih manis dibandingkan keluarga hanya karena hubungan manusiawi.

Kepada yang lebih tua, Timotius memperlihatkan sikap seolah kepada orangtuanya sendiri, dan kepada yang masih muda seumpama kepada adik sendiri (1Tim. 5:2). Dari mereka ia boleh meng-harapkan aliran perhatian, doa, kasih, dan dukungan sebagaimana yang terjadi dalam keluarga Allah. Gereja disebut keluarga Allah (Ef. 2:19; 1Ptr. 4:17) karena berasal dari kasih dan anugerah Allah. Allah Bapa adalah Bapa dari semua orang percaya, sebab melalui Anak Tunggal-Nya yang telah melakukan karya penyelamatan sempurna, Ia telah meng-angkat orang percaya jadi anak-anak-Nya. Gereja adalah keluarga Allah sebab orang-orang di dalamnya menjadi saudara bersaudara secara anugerah bukan secara hubungan darah dan daging. Karena itu hubungan kekeluargaan di antara orang percaya harusnya mengisi berbagai kekurangan hubungan manusia.

Di dalam keluarga Allah, adakah kekurangan hubungan keluarga manusiawi kita diatasi? Di dalam keluarga Allah, adakah kesempatan untuk kita mempraktikkan hubungan kekeluargaan sedemikian rupa sehingga membawa dampak ke dalam pola keluarga manusiawi kita juga?

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org