Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/12/21 |
|
Minggu, 21 Desember 2008
|
|
Judul: Kursi pengadilan Allah Bangsa Israel menanggapi perkataan Allah dengan keinginan untuk berdamai dengan Allah (ayat 6-7). Mereka menawarkan persembahan korban sebagai pengganti dosa mereka. Mikha menjawab bahwa Allah tidak menuntut anak-anak mereka untuk dipersembahkan (ayat 8). Yang Allah minta adalah ketaatan dan kerendahhatian di hadapan Allah. Sesuatu yang memberikan dampak yang baik bagi bangsa Israel sendiri, tetapi yang malah tidak dapat mereka lakukan. Karena itu Allah menyampaikan tuduhan-tuduhan yang membongkar dosa orang Israel beserta hukumannya (ayat 9-16). Kita sama seperti umat Israel, yang tidak mampu untuk memilih ketaatan dan kebenaran, sekalipun kita telah menerima berkat Tuhan sedemikian banyak. Kenapa? Karena kita semua sudah berdosa. Dosa identik dengan kematian. Orang mati tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Harus Allah sendiri yang datang menyelamatkan, barulah kita bisa memiliki kemampuan untuk taat kepada-Nya. Sama seperti bagi Israel, akan datang waktunya bagi kita untuk duduk di kursi pengadilan Allah dan mendengarkan dakwaan atas dosa yang telah kita lakukan. Kabar baiknya adalah Yesus sudah datang sebagai Pembela. Ia menanggung hukuman atas dosa manusia. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita sudah menjadikan Yesus sebagai Pembela kita di pengadilan kelak? Jadikan Dia sebagai Pembela Agung kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |