Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/12/07

Sabtu, 7 Desember 2024 (Minggu Adven 1)

Keluaran 17:1-7
Tanda untuk Diingat

Dalam hidup sehari-hari, sebuah tanda bukanlah hanya rambu penunjuk jalan yang menuntun kita ke arah yang benar, tetapi juga tanda lain yang mengingatkan kita akan hal-hal istimewa, seperti peristiwa tertentu yang pernah dialami. Melalui tanda seperti itu kita bisa belajar dari masa lalu. Itu pula yang terjadi dalam hidup umat Israel yang sedang dalam perjalanan di padang gurun.

Salah satunya adalah nama baru di tempat persinggahan mereka. Tempat itu semula bernama Rafidim, yang artinya "tempat istirahat" (1), lalu diberi nama baru Masa dan Meriba, yang artinya "pencobaan" dan "perbantahan" (7).

Di situ umat Israel berbantah dengan Musa, lagi-lagi karena tidak adanya air minum (2-3). Persoalan yang serupa sudah pernah terjadi (bdk. Kel. 15:22-24), tetapi terulang kembali dalam situasi yang lebih panas.

Mereka tampaknya belum belajar dari persoalan sebelumnya bahwa saat itu Allah telah menolong mereka dengan memberi minum dengan cara yang ajaib. Jika mereka mau belajar, perbantahan itu tidak akan terjadi. Umat akan berbicara baik-baik dengan Musa agar ada solusi seperti yang sudah terjadi. Iman umat mestinya makin terbangun ketika persoalan yang sama terulang lagi. Bagaimanapun juga, Allah tetap setia kepada umat dan menolong mereka melalui cara yang ajaib (5-6).

Dari kisah itu, mari kita belajar untuk lebih banyak lagi bersyukur sebab selalu ada pertolongan Tuhan yang ajaib di dalam hidup kita, sebagai umat-Nya. Itu karena Tuhan kita setia. Kasih setia-Nya tidak akan terputus oleh apa pun. Meski begitu, kita tidak boleh terus-menerus berbantah dengan Tuhan. Kita mesti hormat dan percaya kepada-Nya.

Maka dari itu, mari kita buat tanda yang bisa mengingatkan kita kepada pertolongan Tuhan. Misalnya, kutipan ayat spesial di buku agenda atau hiasan salib kecil di meja kerja. Tanda tersebut akan membantu kita untuk terus menghormati firman-Nya, apa pun yang sedang kita alami. Kita butuh tanda istimewa agar kita bisa tetap memercayai pimpinan Tuhan. Biarlah kita selalu melihat dan merenungkan kembali kasih Tuhan setiap hari, sepanjang hidup kita. [MTH]


Baca Gali Alkitab 10

Keluaran 13:17-22

Biasanya penunjuk arah yang paling bisa diandalkan adalah peta yang mampu menunjukkan rute terpendek. Kenyataannya, tak selamanya rute tersingkat adalah yang terbaik. Ada kalanya, jalan yang tampaknya lebih jauh adalah jalan yang lebih aman. Misalnya, jalan kecil yang dianggap jalan pintas ternyata hanya berupa jalan tanah yang berlumpur.

Demikian juga perjalanan bangsa Israel yang baru saja dibebaskan dari perbudakan dan berjalan keluar dari tanah Mesir. Untuk tiba di tanah Kanaan dengan selamat, mereka tidak langsung menempuh jalan yang paling dekat.

Apa saja yang Anda baca?
1. Ke mana Allah membawa orang Israel setelah mereka keluar dari Mesir? Mengapa? (17-18)
2. Apa yang Musa bawa dan mengapa? (19)
3. Dari mana mereka berangkat dan di mana mereka berkemah? (20)
4. Siapa yang memimpin orang Israel? Bagaimana Ia melakukannya? (21-22)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Tuhan terkadang membawa umat-Nya melewati jalan yang memutar?
2. Seberapa besar kebergantungan orang Israel pada Tuhan saat itu? Bagaimana dengan orang percaya pada saat ini?
3. Seberapa besar peran iman dalam menentukan langkah hidup kita?

Apa respons Anda?
1. Jika Anda merasa bahwa diri Anda sedang dibawa Tuhan melalui jalan memutar, apa yang akan Anda katakan kepada Tuhan di dalam doa Anda?
2. Bagaimana Anda dapat saling menguatkan jika proses dan pimpinan Tuhan dalam hidup Anda terasa panjang?

Pokok Doa:
Mohon Tuhan membukakan hati agar kita selalu menghormati dan mengikuti pimpinan Tuhan sampai pada akhirnya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org