Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/12/02 |
|
Selasa, 2 Desember 2008
|
|
Judul: Kebodohan penyembahan berhala Bukankah sesuatu yang menggelikan bahkan menyedihkan bila melihat seseorang memperlakukan sebatang kayu sebagai sesembahan, yang dimintai pertolongan (ayat 17)? Padahal sebagian kayu itu dipakai menjadi kayu bakar (ayat 15), sebagian lainnya dipahat menjadi patung. Mengapa bisa terjadi kebodohan seperti itu? Semua itu menunjukkan perbudakan dosa yang melanda kehidupan manusia. Tubuh dikendalikan hawa nafsu, pikiran ditumpulkan dengan hal-hal yang tidak masuk akal, dan hati dibuat dingin terhadap relasi kasih dan kudus, baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesama. Kita hidup di zaman yang campur aduk antara pengaruh modernisasi dengan pandangan pramodern yang bersifat takhayul, bahkan juga dengan pikiran pascamodern. Masih banyak orang yang terjebak dalam bentuk-bentuk mistik dan perdukunan. Namun orang modern pun memiliki berhala-berhala seperti teknologi, materialisme, dan hobi-hobi mahal yang merusak alam ciptaan Tuhan. Sementara itu orang-orang pascamodern mencari-cari berbagai sensasi dan pengalaman untuk mengisi kekosongan hidupnya. Semua itu hanya menunjukkan betapa malang dan konyolnya orang-orang yang menyandarkan hidup pada hal-hal yang sementara, yang tak sedikit pun bisa menjamin masa depan kekekalan mereka. Marilah kita, yang oleh anugerah Tuhan boleh dilepaskan dari perbudakan dosa, menjadi alat-alat anugerah Tuhan bagi mereka yang masih dibelenggu oleh ilah-ilah palsu.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |