Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/11/28

Rabu, 28 November 2012

Amos 6:1-14
Sejahtera, tetapi celaka

Judul: Sejahtera, tetapi celaka
Ada saja orang Kristen yang terjebak mitos, "Orang yang diberkati Tuhan pasti kaya". Atau dibalik, orang yang mapan pasti diberkati Tuhan. Allah bisa memberkati kita dengan kekayaan. Namun, tidak semua kekayaan merupakan berkat Allah atas usaha dan pekerjaan yang dilakukan dengan jujur dan adil. Ada orang yang kaya karena hasil kejahatannya. Kekayaan seperti ini jelas bukan berkat Tuhan, tetapi justru layak jadi sasaran penghukuman-Nya.

Sejak pasal 2 nabi Amos berulang kali mengecam penindasan yang dilakukan kelas berkuasa di Israel atas orang yang lemah dan miskin. Kini, kecaman itu kembali diulangi dengan beberapa catatan. Pertama, yang akan dihukum Allah bukan hanya orang-orang kaya di Israel Utara, tetapi juga orang-orang kaya di Sion alias Yerusalem, di Yehuda. Seruan penghukuman Allah ini juga menegaskan bahwa ibadah yang disertai dengan kehidupan mewah yang penuh dosa takkan mencegah datangnya penghukuman Allah. Kedua, di sini celaka yang akan menimpa mereka itu dijabarkan secara lebih gamblang (7-14). Secara tak langsung Israel diingatkan bahwa mereka tidak lebih kuat dari kerajaan-kerajaan dan kota-kota lain yang telah ditaklukkan Asyur (2). Semua ini menegaskan bahwa kemapanan dan kekayaan ekonomi takkan berguna jika Allah menolak ibadah mereka dan telah memutuskan untuk menghukum mereka.

Nas ini sangat relevan dengan gereja masa kini. Wajar jika kita berusaha untuk menyehatkan arus keuangan gereja kita. Tanpa dukungan finansial, gereja tidak bisa membiayai pendeta/rohaniwan dan berbagai bidang pelayanan gereja. Nas yang kita baca tak melarang kita untuk berjuang agar gereja kita berkecukupan. Namun nas ini mencambuk kita untuk ingat bahwa kecukupan finansial gereja tak ada gunanya jika kita tidak membela dan memperjuangkan keadilan bagi orang-orang di sekitar kita, entah yang sudah percaya ataupun yang belum. Kita dipanggil untuk menjadi garam (Mat. 5:13), sehingga "kebenaran dan hasil keadilan" menjadi makanan yang menyehatkan dan menyegarkan, bukan ipuh dan racun (12b).

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/11/28/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org