Merespons krisis.
Reaksi pertama seseorang yang sedang berada di dalam penderitaan
dan krisis adalah mengasihani diri sendiri. Benarkah seharusnya
demikian? Melalui mazmur ini kita melihat suatu keadaan yang
menyedihkan dari orang-orang Israel yang ada di dalam
pembuangan. Mereka menangis di tepi sungai-sungai Babel. Tiada
sukacita, tiada musik dan tari-tarian di sana. Bahkan
penderitaan semakin bertambah selain karena memori mereka
tentang Sion, para penyiksa mereka memaksa agar mereka
menyanyikan lagu dari tanah mereka. Itu membuat mereka
berhadapan muka dengan muka dengan krisis yang menyengat.
Bagaimana mereka bisa menyanyikan nyanyian iman dan sukacita
ketika mereka berada dalam keterpurukan seperti itu? Jika mereka
menyanyi pun, itu hanyalah melintas di bibir semata. Krisis ini
menimbulkan dua respons. Pertama, Yerusalem kembali ditegaskan
sebagai pusat untuk kehidupan orang beriman (ayat 5-6). Ini
adalah sebuah pengharapan akan kembalinya sukacita. Pengharapan
ini dinyatakan dalam bentuk sumpah khidmat: Yerusalem tidak akan
dapat dilupakan. Kedua, suatu respons pahit (ayat 7-9). Kalau
sebelumnya bangsa Israel menyatakan akan mengingat Yerusalem
maka di sini Allah diminta untuk mengingat akan penghakiman yang
adil bagi mereka yang menghancurkan tempat kediaman Allah. Ayat
7 memusatkan perhatian kepada orang-orang Edom yang di dalam
kitab Obaja jelas sekali dinyatakan ikut terlibat dalam
pengepungan Yerusalem. Allah diharapkan akan membalaskan
perbuatan mereka. Ayat 8-9 berbicara tentang Babel, sang
perusak, yang diharapkan akan memperoleh malapetaka sebagaimana
mereka telah bertindak kejam terhadap bangsa Israel.
Kelihatannya ada sesuatu yang janggal ketika kita melihat bahwa
dalam ayat 9, kita diajak berbahagia kala musuh kita dihantam
dengan sedemikian kejam. Bagaimana kita menjelaskan hal ini? Ini
merupakan satu kejujuran diri dan kemarahan yang kudus karena
keadilan harus ditegakkan dan kejahatan harus dihukum.
Renungkan:
Dalam krisis, jangan terjebak oleh perasaan Anda. Jadilah tuan
atas diri Anda sendiri!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks. Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.
|