Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/11/26 |
|
Senin, 26 November 2007
|
|
Judul : Bersekutu dengan Allah Bersekutu dengan umat Allah merupakan gambaran yang riil bagi kita. Tidak sulit membayangkannya. Namun apa artinya bersekutu dengan Allah? Yohanes memulai penjelasannya dengan memperkenalkan konsep bahwa \'Allah adalah terang\'. Artinya di dalam Allah tidak ada kegelapan (ayat 5). Terang adalah simbol kebenaran dan gelap adalah simbol dosa. Jadi makna bersekutu dengan Allah adalah hidup di dalam kebenaran. Bagaimana caranya? Dengan menaati Allah! Orang yang telah bertobat dan menerima keselamatan, seharusnya tidak lagi hidup menuruti dosa (ayat 6). Dosa harus diusir jauh-jauh dari persekutuan orang percaya dengan Allah! Gaya hidup orang yang telah bertobat harus menampakkan kedekatannya dengan Allah, yaitu keserupaan dengan karakter-Nya. Lalu apakah itu berarti orang yang telah bertobat tidak akan jatuh ke dalam dosa sama sekali? Bukan demikian. Namun kita akan mengalami proses pengudusan yang berlangsung terus-menerus. Di dalam ketaatanlah terjadi pengudusan oleh Kristus, yang telah mencurahkan darah-Nya di kayu salib untuk mengampuni orang berdosa (ayat 7). Lalu bagaimana bila kita jatuh ke dalam dosa? Akuilah di hadapan Allah (ayat 9)! Jangan melawan suara Roh Kudus yang menegur kita. Menyangkali fakta kegagalan kita berarti menipu diri sendiri. Bukankah ini berarti merendahkan Kristus yang sudah mati demi manusia yang jatuh ke dalam dosa (ayat 8, 10)? Selain menikmati pengudusan oleh Kristus, orang yang berada di dalam persekutuan yang benar dengan Allah, akan menikmati juga persekutuan yang indah dengan sesama orang percaya. Jika ada dua orang percaya yang tidak memiliki persekutuan satu sama lain, itu berarti salah satu atau kedua-duanya tidak hidup di dalam terang! Lihatlah bagaimana persekutuan dengan Allah berdampak praktis yakni persekutuan dengan sesama orang percaya. Bukan hanya itu. Persekutuan dengan Allah seharusnya terlihat juga melalui pola hidup, kata, dan karya kita!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |