Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/11/23

Rabu, 23 November 2011

1 Petrus 2:18-25
Panggilan untuk menderita

Judul: Panggilan untuk menderita
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal peribahasa yang mengatakan "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari." Peribahasa ini memiliki pesan bahwa apabila guru melakukan kesalahan, maka murid pun akan melakukan kesalahan serupa bahkan lebih lagi. Pesan lainnya adalah pentingnya teladan hidup seorang guru. Teladan guru akan diserap dan diingat oleh para murid yang dia ajar.

Hal inilah yang dialami oleh Petrus. Petrus telah belajar arti penderitaan Tuhan Yesus Kristus. Ia sungguh mengerti bahwa penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus adalah bagian dari rencana Allah yang kekal dan baik (bdk. Mat. 16:21-23; Luk. 24:25-27, 44-47). Petrus juga mengetahui bahwa tujuan akhir dari penderitaan Yesus Kristus adalah untuk menyelamatkan kita semua (Mat. 20:28, 26:28). Maka barang siapa yang memutuskan untuk menjadi pengikut Yesus Kristus, ia harus mempersiapkan dirinya untuk menderita. Kebenaran ini selaras dengan firman Tuhan di dalam Markus 8:34-35, "setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya." Petrus mempelajari semua kebenaran ini langsung dari Tuhan Yesus Kristus. Dan kebenaran yang sama diteruskan kepada kita.

Panggilan untuk berbuat baik dan menderita yang dibangun di atas kebenaran firman Tuhan masih terus digemakan hingga hari ini. Panggilan itu masih tetap berlaku bagi kita, pengikut Kristus, yang hidup di zaman ini. Panggilan ini berlaku bagi orang percaya agar tidak berdiam diri dalam zona nyaman dan menganggap zona nyaman itu sebagai tanda berkat Tuhan. Sebab itu perlu sekali bagi orang percaya untuk belajar kisah para rasul dan orang kudus tentang kerelaan memberitakan Injil, sekalipun harus berkurban nyawa. Sebagaimana Sang Guru telah memberikan teladan ketaatan yang sempurna, sudah sewajarnya bila kita, murid-murid-Nya, meneladani Dia. Bersediakah kita?

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/11/23/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org