Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/11/13 |
|
Minggu, 13 November 2005
|
|
Judul: Iman yang progresif Akhir-akhir ini banyak orang di Indonesia menerbitkan buku tentang riwayat hidupnya dengan berbagai motivasi. Ada tokoh masyarakat yang menulis untuk klarifikasi peranannya dalam membangun Indonesia, ada diva penyanyi yang memaparkan kesuksesannya yang baru seumur jagung. Menurut Anda, apakah semua ini merupakan tren komersial semata atau budaya ikut-ikutan? Penulis Ibrani memaparkan riwayat hidup Musa untuk menyajikan bagaimana iman Musa bertumbuh secara progresif. Pertama, setelah lahir (ayat 23) orangtua Musa berperan di dalam membangun iman Musa. Mereka mendidik Musa dalam iman melalui pengajaran rohani ketika Musa masih kecil. Dalam iman, mereka berani menentang perintah raja Mesir. Musa tumbuh dengan iman teguh kepada Allah. Kedua, setelah dewasa (ayat 24-27) Musa belajar bersandar total kepada Allah dengan menolak statusnya sebagai pangeran Mesir. Ia menyangkal kenikmatan serta kekayaan dunia karena kesadarannya akan status sebagai umat Tuhan yang memberikan kepadanya masa depan yang pasti. Ketiga, setelah tua (ayat 28-29) Musa belajar memberi diri dipimpin Allah untuk memimpin umat-Nya ke luar dari Mesir dan menyeberangi Laut Merah menuju ke Tanah Perjanjian karena keyakinannya bahwa Allah Israel lebih besar dan berkuasa daripada ilah-ilah Mesir. Dengan iman yang sama, umat Israel menerima penggenapan janji Allah akan Tanah Perjanjian (ayat 30). Bahkan, Rahab pun, seorang wanita kafir karena imannya turut diselamatkan (ayat 31). Sudah berapa lama Anda menjadi orang Kristen? Apakah riwayat hidup Anda merupakan riwayat pertumbuhan iman yang progresif, semakin hari semakin mengenal dan menyerupai Kristus? Hal ini bergantung kepada seberapa jauh Anda memberi diri dibentuk dan dipimpin oleh Allah! Renungkan: Hidup Anda adalah buku terbuka di hadapan Allah dan orang lain. Apakah yang akan orang baca dari hidup Anda?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |