Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/10/27 |
|
Minggu, 27 Oktober 2024 (Minggu ke-23 sesudah Pentakosta)
|
|
Manusia sering mengabaikan persoalan kekekalan dan terjebak dalam hawa nafsu yang mematikan. Nafsu membutakan mata, sehingga manusia gagal melihat Allah dan tuntutan hukum-Nya. Dalam keadaan demikian, manusia menghidupi dan bahkan membenarkan dosa. Paulus mengungkapkan bahwa manusia layak menerima penghukuman dari Allah akibat segala kefasikan dan kelalimannya (18). Meskipun pengetahuan tentang Allah telah dinyatakan kepada mereka (19-20), bahkan sekalipun mereka mengenal Allah, manusia tak kunjung memuliakan Dia sebagai Allah dan mengucap syukur kepada-Nya (21). Manusia hidup dalam kecemaran (24), sehingga Allah membiarkan mereka hidup dalam hawa nafsu mereka yang memalukan (26-31). Adanya tuntutan-tuntutan hukum Allah, yang menyatakan bahwa hukuman mati menjadi upah dari setiap kecemaran yang dilakukan, tidak membuat manusia berbalik kepada Allah. Justru manusia sibuk dengan dosanya sendiri dan dengan mudah menyetujui perbuatan dosa yang dilakukan orang lain (32). Dalam kondisi tercemar, dosa menjadi sesuatu yang dianggap lumrah, bahkan pada ekstrem tertentu, dosa bukan lagi dipandang sebagai dosa! Kita hidup dalam zaman yang tidak jauh berbeda dengan zaman di mana Paulus hidup. Kita mengalami perjumpaan dengan orang-orang yang hidup hanya untuk memuaskan hawa nafsunya. Perilaku hidup demikian pastinya berujung pada kebinasaan. Kenyataan bahwa manusia hanya hidup sementara, dan suatu hari harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, tidak cukup kuat untuk menyadarkan mereka. Banyak argumentasi sengaja dibangun untuk membenarkan tindakan tercemar agar manusia yang hidup dalam kecemaran dapat diterima masyarakat luas. Namun, penerimaan masyarakat tidak dapat dijadikan dalil pembenaran di hadapan Allah. Oleh karena alasan itulah, kehadiran Injil akan menerangi kegelapan hidup yang selama ini mereka jalani. Sudah menjadi tugas kita untuk mewartakan Injil dalam dunia yang tercemar ini. Kiranya, Tuhan Yesus terus menguatkan iman kita! [PMS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |