Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/10/27 |
|
Selasa, 27 Oktober 2009
|
|
Judul: Melihat dari kaca mata Allah Keraguan dan kebimbangan bisa meracuni iman orang percaya. Akan tetapi, mengakui ketidakmampuan untuk mengerti sehingga berserah kepada Tuhan membuka peluang untuk diajar Tuhan. Itulah yang pemazmur ungkapkan dalam perikop ini. Saat pemazmur tidak mengerti, ia tidak tergesa-gesa menyimpulkan dan mempersalahkan Tuhan (ayat 15-16). Sebaliknya, ia menghampiri Allah dengan masuk ke bait-Nya yang kudus untuk berdoa. Maka Tuhan menyatakan jawaban-Nya. Ketika Tuhan memperlihatkan realitas sejati, pemazmur kembali kepada imannya yang semula. Dia belajar bahwa Tuhan adil dan kefasikan akan mendapatkan balasannya. Orang fasik hanya menimbun murka Allah karena perbuatannya yang jahat (ayat 18-20). Di mata Allah perbuatan orang fasik sia-sia, seperti “sekam yang ditiupkan angin” (Mzm. 1:4). Oleh karena itu pemazmur belajar berserah kepada Tuhan dan bertekun dalam kesetiaan kepada-Nya. Saat hidup di dunia ini tidak tertahankan, lalu muncul godaan untuk iri atau membalas perbuatan orang fasik, ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan mendekat pada Tuhan dan mendengarkan nasihat-Nya, pemazmur belajar fokus pada hal-hal mulia. Dia belajar bahwa segala kejahatan pasti akan mendapat balasan (ayat 27), dan anak Tuhan sejati akan menikmati hadirat Tuhan sehingga kelak bisa mengisahkan perbuatan baik-Nya kepada orang lain (ayat 28). Memang saat kita menyaksikan berbagai ketidakadilan merajalela bagai tak terkendali, hati kita bisa menjadi muak, tawar hati, atau bahkan marah. Jangan biarkan situasi sekeliling Anda mendikte perasaan Anda. Sebaliknya biarkan damai sejahtera Allah mengalir dalam hidup Anda. Ingat tiada kejahatan yang abadi, suatu saat pelakunya harus menghadap takhta pengadilan Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Anak-anak Tuhan yang bertahan setia sampai akhir akan menerima mahkota kemuliaan di surga kekal. Amin!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |