Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/10/25 |
|
Rabu, 25 Oktober 2006
|
|
Judul: Iman atau penipuan diri? Orang Kristen masa kini sering salah mengartikan iman. Iman adalah memercayai Allah dan memercayakan segenap segi kehidupan kepada kehendak Allah. Namun banyak yang mengartikan iman dengan beroleh yang baik-baik sesuai hasrat sendiri tanpa harus tunduk kepada Allah dan serasi dengan tindak tanduk sosial. Israel juga menafsirkan iman sebagai suatu kepercayaan bahwa mereka pasti selamat. Bait Allah (4) tempat nama Tuhan diserukan (10, 11, 14), ada di Yerusalem. Maka tidak mungkin Yerusalem, apalagi Bait Allah, dapat dihancurkan musuh. Bukankah Israel menyembah Allah yang Maha Kuasa? Siapa yang dapat mengalahkan Allah Israel? Mereka melanggar Sepuluh Perintah Allah (8-9), lalu dengan sombong datang ke Bait Allah dan yakin bahwa mereka pasti akan selamat. Mereka lupa Allah pernah menghancurkan tempat-Nya di Silo yang menyandang nama-Nya, sebab kejahatan Israel (12). Yeremia terus-menerus menyampaikan firman bahwa umat Israel akan dihukum jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan jahat dan penyembahan berhala mereka. Namun mereka tidak mau mendengar sama sekali karena lebih percaya kepada nabi-nabi palsu yang menyerukan damai sejahtera bagi Yerusalem (8; bnd. 6:13-14). Karena kebebalan hati mereka yang terus-menerus menolak seruan pertobatan dari Allah (Yer. 7:13), akhirnya dalam murka-Nya Allah akan melemparkan mereka dari hadapan-Nya (14). Banyak umat Allah sekarang yang suka mendengar pengajaran-pengajaran yang "memuaskan keinginan telinga mereka" (2Tim. 4:3). Mereka kira mereka hanya perlu beriman bahwa mereka akan selamat, tanpa harus hidup dalam kekudusan dan ketaatan terhadap firman Allah. Iman yang demikian adalah iman yang sedang menipu diri, yang akan membawa diri pada penghakiman Allah. Renungkan: Iman yang sejati adalah iman yang percaya dan taat kepada keseluruhan firman Allah, termasuk firman yang berisi tentang peringatan akan hukuman Allah.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |