Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/10/23 |
|
Rabu, 23 Oktober 2013
|
|
Judul: Iman dan akal budi Mendengar perkataan utusan Asyur, Hizkia mengoyakkan pakaiannya dan menyelubungi badannya dengan kain kabung, lalu masuk ke rumah Tuhan (1). Hizkia sadar bahwa ia hanya dapat berharap kepada Tuhan, karena sejauh itu tidak ada negeri yang dapat melepaskan diri dari Asyur. Ia pun mengirim utusan kepada Yesaya untuk berdoa supaya Tuhan menghukum Asyur yang telah mencela Dia (4). Yesaya mengirim pesan supaya Hizkia tidak takut karena raja Asyur akan pergi dan nantinya akan mati dibunuh di negerinya sendiri (7). Lalu utusan Asyur kembali kepada Hizkia dengan sekali lagi menyuruh Hizkia untuk tidak percaya kepada Allahnya, sebab selama itu tidak ada allah yang dapat melepaskan negerinya dari tangan Asyur (9-13). Mendengar ini, Hizkia pergi ke rumah Tuhan dan berdoa agar Tuhan bertindak bagi nama-Nya yang telah dicela oleh Asyur dan menyelamatkan mereka dari tangan raja yang sombong itu (20). Mengapa Hizkia tidak terpengaruh oleh fakta bahwa Asyur sudah menaklukkan banyak negeri? Ini karena Hizkia memahami bahwa "Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi" (16), sedangkan allah-allah lain hanya buatan tangan manusia, sebab itu dapat dibinasakan orang (18). Pengertian yang benar tentang Allah membuat Hizkia beriman kepada Allah. Maka kenallah Allah dengan baik agar kita bertumbuh dalam iman dan bertindak berdasarkan iman. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |