Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/10/17 |
|
Jumat 17 Oktober 2008
|
|
Judul: Air susu dibalas air tuba Asal usul Yerusalem diungkapkan di sini sebagai bayi yang dibuang orang tuanya, lalu dengan belas kasih dipungut anak oleh Tuhan. Bahkan dengan tindakan kasih terdalam Tuhan memperistri Yerusalem. Inilah gambaran perjanjian anugerah Tuhan kepada Israel. Apa balasan Yerusalem? Segala kebaikan Tuhan, segala hadiah tanda kasih-Nya dihambur-hamburkan Israel untuk kekasih-kekasihnya. Siapakah kekasih-kekasih Yerusalem? Segala berhala sesembahan bangsa kafir. Kepada berhala-berhala itu, sembah yang seharusnya ditujukan kepada Tuhan sekarang sepenuhnya diarahkan kepada mereka. Celakanya lagi, segala ritual keji penyembahan kafir, seperti kurban anak-anak dilakukan Yerusalem. Juga bangsa-bangsa seperti Mesir dan Asyur dijadikan persandarannya tatkala menghadapi musuh. Keberdosaan Yerusalem dibandingkan dengan pelacur dan pezina. Pelacur mencari nafkah untuk kebutuhan hidup, pezina seringkali pada mulanya korban ketidakadilan suami. Tapi Yerusalem melakukannya demi kesenangan dan kenikmatan seks semata-mata sehingga rela membayar untuk mendapatkannya. Betapa sakit hati sang suami ketika si istri memberikan dirinya cuma-cuma kepada pria-pria lain. Bak istri-istri yang kurang kasih sayang suami-suami mereka, mencari belaian gigolo, demikian Yerusalem di mata Tuhan. Jangan berpikir bahwa gambaran itu hanyalah realitas zaman dulu. Gereja seringkali bertingkah seperti istri yang tidak setia ketika membiarkan pola hidup duniawi merasuk dan merusak jemaatnya. Segala anugerah Allah justru dimanfaatkan untuk kepentingan memperkaya diri dan menikmati hidup dalam kesenangan duniawi.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |