Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/10/15

Selasa, 15 Oktober 2024 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)

Keluaran 9:8-12
Mengeras, Lalu Pecah

Mengultimatum orang bebal adalah tindakan sia-sia. Tulah keenam ini berbeda dari tulah yang lain. Allah menimpakan tulah keenam tanpa memberi ultimatum kepada Firaun seperti sebelumnya. Allah memerintahkan Musa untuk menghamburkan jelaga di hadapan Firaun (8). Jelaga yang dihamburkan oleh Nabi Musa itu menjadi bisul yang bernanah dan pecah di kulit orang-orang Mesir. Siapa terjangkit, hidupnya sengsara. Menggaruk dengan beling pun tak sanggup melenyapkan perihnya (bdk. Ayb. 2:8)

Mari kita perhatikan hal yang krusial, yaitu soal perbandingan antara bisul dan hati Firaun. Bisul pada orang Mesir menjadi keras lalu pecah. Isinya keluar, dan daging melembut kembali. Anehnya, hati Firaun tetap keras (12). Kenajisan dan kejahatan terus menumpuk di dalamnya.

Dengan mengirimkan bisul, Allah membangkitkan kejengkelan pada orang Mesir.

Ia mengkritik kenyamanan mereka. Selama ratusan tahun mereka menikmati kenyamanan di atas ketidaknyamanan yang dialami oleh orang lain. Mereka hidup dari perbudakan manusia.

Hari ini, Tuhan memberikan kritik yang sama kepada kita sebab beberapa orang Kristen hidup dengan memperbudak orang lain dan menimbulkan kejengkelan dalam masyarakat. Beberapa gereja menikmati fasilitas premium, sementara jemaat lain mengalami kesulitan, bahkan masih beribadah di bawah terpal.

Perlukah Tuhan menghamburkan lagi jelaga ke atas hidup kita? Seharusnya tidak karena kepada kita telah diberikan sebuah benih yang berbeda, bukan jelaga. Benih itu ialah firman Allah (bdk. Luk. 8:11) yang menyelamatkan. Yesus berfirman, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi" (bdk. Mat. 5:5).

Mari ambil waktu sejenak untuk memeriksa kondisi hati kita masing-masing. Jika hati kita masih keras, mintalah supaya Allah meremasnya untuk melembutkannya. Relakan Dia mengeluarkan segala kebusukan di dalamnya. Prosesnya akan menyakitkan sekali, namun hal itu harus kita taati sebagai umat-Nya, dan setelah itu hidup kita akan nyaman. [PHM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org