Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/09/26 |
|
![]() |
|
Jumat, 26 September 2025 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)
|
|
Kisah kepahlawanan pastilah menginspirasi. Apalagi ketika kita ada di dalam kondisi hidup yang sangat berat, kita rindu hadirnya "pahlawan" yang dapat mengatasi permasalahan itu. Kita merindukan ada pahlawan yang dapat menolong kita untuk menyelesaikan masalah besar dalam hidup kita. Kisah kepahlawanan Yudas Makabeus, seorang pahlawan yang menjadi kebanggaan bangsa Yahudi tidak asing lagi. Kehebatan Yudas saat melawan tirani penjajah Yunani masih melekat dalam benak rakyat Yerusalem. Pada saat memasuki gerbang kota, rakyat menyambut Yesus dengan daun palem dan penuh sorak sorai. Rakyat berharap Yesus berani seperti Yudas Makabeus, melawan tirani Imperium Roma. Karya mukjizat Yesus membuat pengharapan rakyat akan kemerdekaan kembali hidup. Mereka menyambut Yesus bak seorang pahlawan yang mereka harapkan akan memerdekakan mereka kembali dari tangan kekuasaan asing (37-38). Ganjilnya, pahlawan yang mereka harapkan malah memilih keledai muda, bukan kuda gagah (36). Ini adalah sebuah tanda kesederhanaan, bukan kegagahan. Tak hanya itu, sembari orang-orang bersukacita menyambut dan merayakan kedatangan-Nya, dituliskan pahlawan ini menangis melihat kota Yerusalem (41). Hal ini bukan karena Ia lemah, melainkan hati-Nya yang sangat lembut terluka karena melihat akhir kehancuran total kota yang dikasihi-Nya di tangan kekuasaan Romawi (42-44). Apalagi Ia tahu kisah kepahlawanan yang Dia jalani tidak seperti yang orang-orang Israel percayai dan dambakan. Kadang kita rindu Tuhan berkarya secara dahsyat menyatakan pertolongan-Nya di dalam kisah perjalanan hidup kita yang berat. Kita percaya, berharap, berdoa, dan bahkan berpuasa untuk melihat kisah itu menjadi kenyataan. Akan tetapi, karya-Nya selalu tidak pernah dapat kita pahami dan terjadi tidak selalu seperti yang kita mau. Apakah kita mau belajar rela membuka hati kita untuk Yesus, Sang Pahlawan itu, dan merelakan Dia secara bebas berkarya atas kisah hidup kita sesuai kehendak-Nya? [JHN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |