Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/09/24

Selasa, 24 September 2024 (Minggu ke-18 sesudah Pentakosta)

Kisah Para Rasul 18:1-17
Beriman seperti Paulus

Pelayanan Paulus di Korintus menghasilkan iman percaya dari tokoh-tokoh penting masyarakat. Termasuk di antaranya adalah Krispus, seorang kepala sinagoge (8); dan pengrajin ahli kemah, seperti Priskila dan Akwila (2-3). Pelayanan Paulus meresahkan dan menimbulkan persekusi dari kelompok fundamentalis. "Yesuslah Mesias" (5) adalah rangkuman isi pesan Paulus. Namun, kelompok yang menghujat Paulus (6), menyeret Paulus ke pengadilan Romawi (12), dan mengeklaim Paulus mengajarkan agama yang menentang Taurat (13). Padahal Paulus, Yesus, dan kelompok orang yang mempersekusinya sama-sama orang Yahudi.

Tuduhan yang diarahkan kepada Paulus tidaklah jelas. Jika Paulus dituduh melanggar agama Romawi dan menolak dewa-dewa Romawi, bukankah orang-orang Yahudi yang menjadi musuh Paulus juga berpendirian sama? Kemungkinan besar, Paulus dituduh melanggar Taurat, karena ia memproklamasikan Yesus sebagai Mesias dan syarat baptisan sebagai inisiasi agama, bukan sunat seperti yang diyakini orang Yahudi, yang diwarisi dari Abraham.

Namun, sikap Galio, gubernur Akhaya, tegas. Dia mengonfirmasi Paulus tidak melanggar hukum (14). Menurut Galio, yang terjadi adalah pertengkaran internal kelompok Yahudi. Gagal mengkriminalkan Paulus, kelompok fundamentalis marah, mereka lalu memukuli Sostenes, kepala sinagoge, di depan pengadilan (17).

Menghidupi kesetiaan dalam Kristus membuat Paulus dituduh hidup dalam agama tanpa Taurat. Bagi kelompok fundamentalis, iman Paulus adalah kesesatan. Kisah seperti Paulus juga dialami oleh Dietrich Bonhoeffer, seorang pendeta Jerman yang melawan Nazi, di negara yang notabene Kristen dan mewarisi ajaran Luther. Bonhoeffer terpaksa membayangkan "kekristenan tanpa agama" ketika dijebloskan ke dalam penjara oleh Nazi dan akhirnya dihukum gantung.

Membedakan iman yang sejati dan pola agama fundamentalis tidaklah mudah, bahkan kekristenan juga tidak imun dari fundamentalis. Maka dari itu, sanggupkah kita beriman seperti Paulus? [IHM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org