Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/09/22 |
|
Kamis, 22 September 2011
|
|
Judul: Pemuda Kristen berhikmat Sang ayah berkisah tentang seorang muda yang tidak berpengalaman (7). Ia berjalan-jalan dan mungkin tanpa sadar melangkah menuju rumah seorang perempuan (8). Sudut jalan merupakan tempat bagi wanita yang tidak benar untuk melakukan bisnisnya. Pada waktu itu hari sudah senja (9), waktu di mana kejahatan mulai berlangsung. Melihat ada calon korban, si perempuan datang menyongsong dia, berpakaian sundal dengan hati licik (10). Pernyataan bahwa ia berpakaian sundal berarti ia berpakaian seperti wanita sundal, tetapi bukan wanita sundal. Ia adalah isteri seorang kaya yang sering berpergian (16-19). Mungkin si wanita memang menunggu korban yang dapat dia terkam (11-12). Jerat yang dia pasang bukan hanya kata-kata, tetapi juga ciuman (13). Perkataan bahwa ia telah membayar nazar korban keselamatan (13) mungkin menunjukkan bahwa ia mencoba menawarkan makanan enak sebagai jerat (kurban keselamatan adalah kurban yang tidak seluruhnya dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi sebagian diberikan kepada si pembawa kurban untuk dimakan.) Si perempuan juga menawarkan permadani, kain lenan, dan segala wangi-wangian yang ditaburkan diatas pembaringan (16-17). Ditambah lagi mereka punya waktu panjang karena sang suami sedang bepergian (18). Lengkaplah kenikmatan yang dijanjikan si perempuan. Tidak mengherankan kalau si pemuda yang tidak berakal budi terperangkap rayuan si perempuan dan mengikutinya seperti lembu yang dibawa ke pejagalan atau seperti burung yang dengan cepat menuju perangkap. Ia tidak sadar bahwa hidupnya terancam (21-23). Pemuda naif seperti ini ada di mana-mana. Ada jugakah di gereja kita? Ini harus kita perhatikan dan tangani secara serius. Perlengkapi pemuda Kristen dengan hikmat Tuhan agar menjadi pemuda berhikmat yang tidak mudah terjerat dosa. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |