Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/09/21 |
|
Selasa, 21 September 2010
|
|
Judul: Persahabatan sejati Menurut kebiasaan yang berlaku pada saat itu, seorang raja yang menang harus membunuh seluruh anggota keluarga dari raja yang dikalahkan. Mereka dianggap sebagai ancaman, karena bisa saja sewaktu-waktu akan memberontak. Namun Daud tidak berlaku demikian kepada Mefiboset, sebaliknya Daud menunjukkan kasih Allah kepada Mefiboset (3) melalui perlakuan yang istimewa. Mefiboset mendapatkan kembali semua yang pernah menjadi milik Saul, kakeknya, yakni seluruh ladang (7), seorang hamba bernama Ziba, bahkan seluruh keturunan dari hamba tersebut (10). Sedangkan Mefiboset sendiri diperlakukan seperti anak raja (11), ia boleh duduk makan sehidangan dengan raja. Daud melakukan semua ini semata-mata karena ia telah berjanji kepada Yonatan, sahabatnya semasa Yonatan hidup, bahwa persahabatan mereka dilandasi atas nama Tuhan (1Sam. 20:42). Di dunia ini ikatan persahabatan kerap dibangun di atas dasar yang rapuh, misalnya atas dasar kesamaan seperti kesamaan minat, status sosial, tujuan, dan lain sebagainya. Bila hati kita miris dan pesimis melihat bentuk-bentuk persahabatan yang penuh dengan syarat itu, marilah mulai mengubahnya dari diri kita sendiri dulu. Jika kita memiliki sahabat-sahabat, rangkullah mereka dengan kasih Tuhan tanpa melihat segala bentuk kekurangan yang ada. Sebab yang terutama dari persahabatan sesungguhnya adalah bagaimana kita mengalirkan kasih Allah kepada mereka. Kasih Allah yang besar itu biarlah terpancar melalui kehidupan kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |