Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/09/21 |
|
Senin, 21 September 2009
|
|
Judul: Menghormati Allah Deskripsi Bait Suci dalam penglihatan Yehezkiel jelas menunjukkan bahwa Bait Suci adalah kompleks peribadahan. Untuk memasuki komplek tersebut dari pelataran luar, orang harus menaiki tujuh anak tangga (ayat 26). Lalu ketika menuju pelataran dalam harus menaiki lagi delapan anak tangga (ayat 31, 34, 37). Jumlah anak tangga makin bertambah ketika memasuki bagian-bagian utama Bait Suci. Sepuluh anak tangga dibutuhkan untuk mencapai balai Bait Suci (ayat 48-49). Sebelum sampai pada bagian-bagian utama dari Bait Suci yaitu ruang kudus dan ruang mahakudus, Yehezkiel dihantar pada bagian pelataran dalam yang hanya boleh dimasuki oleh para imam. Di pelataran tersebut ada bilik tempat para imam mempersiapkan dan menyelenggarakan upacara kurban, lengkap dengan perkakasnya. Utusan Tuhan menjelaskan bahwa hanya para imam dari bani Zadok yang boleh menyelenggarakan upacara kurban. Bani Zadok adalah keturunan Eleazar, putra Harun (lih. 1Taw. 6). Kelompok imam ini dinilai paling setia kepada Tuhan dibandingkan kaum Lewi lainnya yang pernah mempraktikkan penyembahan berhala (bnd. Yeh. 44:10-14). Selain itu, pemilihan terhadap bani Zadok menegaskan ulang Taurat Musa bahwa hanya Harun dan keturunannya yang boleh menjadi imam. Merekalah yang diperkenankan naik ke wilayah-wilayah kudus dan melakukan tugas kebaktian (ayat 46) dan persembahan kurban. Ketatnya ketentuan yang mengatur wilayah-wilayah Bait Suci, pada satu sisi membuat orang Israel menaruh hormat yang tinggi pada kekudusan Tuhan Allah. Pada sisi lainnya mereka tidak leluasa datang beribadah kepada Tuhan. Kita patut bersyukur kepada Allah karena melalui Yesus kita bisa menghampiri Allah dalam kekudusan-Nya, kapan saja. Yesus telah membuka jalan dengan cara mempersembahkan kurban yang sempurna, yaitu diri-Nya sendiri. Namun kita jangan menggampangkan urusan mendekat kepada Allah, misalnya sembarangan menyebut nama-Nya yang kudus, sebab itu berarti kita tak menghormati kekudusan-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |