Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/09/18 |
|
Rabu, 18 September 2013
|
|
Judul: Kudus sesuai panggilan Simson tentu tahu bahwa ia adalah bagian dari umat Allah. Ia tentu tahu juga bahwa secara khusus ia telah ditentukan untuk menjadi nazir. Ia pasti telah diajari ketentuan-ketentuan yang harus dia patuhi sebagai seorang nazir, karena seorang nazir harus menjaga kekudusan dirinya secara lebih khusus. Namun Simson ternyata tidak memedulikan hal itu. Dengan sadar, ia menerobos area terlarang bagi dirinya selaku seorang umat Allah dan secara khusus sebagai seorang nazir. Simson tampaknya lemah dalam hal wanita dan selalu berada di area yang salah bila berkaitan dengan wanita. Setelah perkawinannya dengan perempuan Timna usai, ia tertarik pada seorang perempuan sundal di Gaza (1). Pergi ke Gaza sendiri sudah salah (tampaknya Gaza merupakan tempat orang mencari kesenangan dunia pada waktu itu). Apa lagi bila kemudian Simson tidur dengan wanita tuna susila di sana. Kelakuan Simson sungguh tidak pantas. Kelemahannya dalam hal kerohanian dan moral sungguh kontras dengan kekuatan fisiknya (3). Lalu mengapa Tuhan terus memakai Simson padahal ia hidup tidak kudus? Karena Tuhan telah memilih dia dan masih bersabar untuk memberikan kesempatan kepada Simson untuk bertobat dan mengalami berkat Allah (bdk. 2Ptr. 3:9). Namun meski bersabar, Allah tidak permisif. Meski dimasa kini tidak lagi ada nazir, tetapi kita adalah sudah dikuduskan Allah dan dituntut untuk hidup kudus pula. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita dimampukan untuk mengenali area hidup yang berkenan kepada Allah dan yang tidak, asal kita mau peka. Menuruti dorongan nafsu dan keinginan daging akan membuat kepekaan kita menjadi tumpul dan menjauhkan kita dari kesetiaan kepada Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |