Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/09/14 |
|
Rabu, 14 September 2011
|
|
Judul: Warisan nilai Sebagaimana pesan yang sudah diterima dari ayahnya (3-4), penulis amsal menginginkan anak-anaknya menerima pesan yang sama dari dia. Pesan itu akan menjadi warisan paling berharga dari generasi ke generasi. Isi pesan itu adalah didikan, pengajaran, perintah, dan arahan yang mendorong putra-putranya untuk meraih hikmat dan pengertian (5-9). Karena pengalaman penulis amsal dan pengalaman ayahnya membuktikan bahwa hikmat telah memelihara dan menjagai hidup mereka, ia juga berharap hikmat itu akan memelihara dan menjagai hidup anak-anaknya. Penulis amsal menganjurkan anak-anaknya untuk memperoleh serta meninggikan hikmat dan pengertian yang akan menjunjung tinggi martabat dan kerajaan mereka. Bila Anda sudah berkeluarga dan memiliki anak, apakah Anda juga membagikan nilai-nilai yang Anda warisi dari orang tua atau generasi terdahulu, yaitu nilai-nilai yang bersumber dari kebenaran Tuhan dan yang kemudian membentuk karakter Anda? Kiranya bukan hanya sebutan sebagai orang Kristen saja yang Anda wariskan, tetapi nilai-nilai hidup seorang Kristen pun hendaknya merupakan harta berharga yang harus Anda wariskan kepada setiap anak. Dengan demikian, seolah tongkat estafet yang dipindah tangankan, nilai-nilai kekristenan itu pun terus disampaikan ke tangan generasi demi generasi dalam keluarga kita dan berakar dalam kehidupan mereka. Jika belum berkeluarga, tentu indah juga bila berbagi nilai-nilai Kristen dengan siapa pun yang ada di lingkungan Anda. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |