Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/09/12

Sabtu, 12 September 2009

1Korintus 8:1-13
Pengaruh religius dalam budaya

Judul: Pengaruh religius dalam budaya Anda pasti tahu istilah seperti: homo economicus, homo laboran, homo politicus, dlsb? Istilah itu ingin menegaskan sifat-sifat yang sangat mendasar dalam diri manusia yang mempengaruhi bagaimana ia mengerti jati diri dan perannya dalam kehidupan. Homo religio adalah suatu istilah yang sangat dekat dengan ajaran Alkitab yang mendefinisikan hakikat dan fungsi manusia. Yaitu, manusia adalah makhluk agamis. Dari hakikatnya terdalam ia merindukan hubungan yang serasi dengan Yang Mahakuasa, lalu melahirkan berbagai manifestasi yang mewujud menjadi budaya.

Budaya Timur sangat religius. Misalnya, ada beberapa sistem kalender yang berorientasi pada sistem dan perayaan agama yang berbeda. Ada adat istiadat yang bersumber dari takhayul, seperti meminta berkat atau wangsit dari kubur-kubur orang yang dikeramatkan. Dalam produk modern pun tak luput dari pengaruh religius seperti pengaturan arah bangunan, tidak boleh ada angka yang dianggap sial dalam gedung pencakar langit, dlsb. Bahkan dalam kosa kata kalangan Kristen pun masuk istilah-istilah yang sebenarnya bukan asli berasal dari Alkitab atau tradisi Kristen murni. Contoh: jemaat, ibadah, umat, dlsb.

Orang Kristen di Korintus menghadapi dilema. Kekristenan bukan satu-satunya kepercayaan, juga tidak dominan, tetapi orang Kristen harus bermasyarakat. Yang mana dari pengaruh religi dalam budaya itu, yang boleh atau tidak boleh diikuti orang Kristen? Mereka menghadapi dilema, semua daging yang dijual di pasar adalah eks korban di kuil-kuil. Jawab Paulus membesarkan hati. Hanya Allah sejati, yang sudah menyatakan diri dalam Yesus Kristus, yang berkuasa. Maka pengaruh religi lain tidak perlu kita takuti akan membawa dampak buruk sebab Allah dalam Kristus adalah Raja yang mengendalikan segala sesuatu.

Kita tidak boleh ikut menyembah apa pun yang tidak serasi Alkitab. Namun lebih dari soal boleh-tidak boleh, kita bahkan seharusnya melihat peluang untuk bermasyarakat dan berkontribusi. Kita harus membagikan sesuatu yang baik dan benar yang bersumber dari kepercayaan alkitabiah agar bergaung dalam dinamika budaya. Untuk tugas inilah kita dipanggil!

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org