Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/09/05

Senin, 5 September 2011

Amsal 1:1-7
Mari berhikmat

Judul: Mari berhikmat
Zaman ini pendidikan dianggap sebagai jalan menuju sukses. Tak heran banyak orang tua memasukkan anak ke sekolah berlabel internasional untuk mempersiapkan anaknya punya masa depan yang lebih baik. Ini tidak salah, tetapi harus disadari bahwa kesuksesan bukan semata-mata bicara masalah kemapanan materi.

Penulis amsal sadar benar tentang apa yang diperlukan generasi muda. Karena belum banyak makan asam garam kehidupan, orang muda sering disebut naif sebab bertindak tanpa pikir panjang dan hanya mengikuti ego atau hawa nafsu. Akibatnya, orang muda sering terjatuh ke dalam lubang yang sama meski dinasihati berulang kali. Mungkin usia kita tidak lagi muda, tetapi apakah karakter semacam itu ada pada kita? Lalu apa yang harus kita lakukan?

Kumpulan amsal ini ditulis untuk menolong orang bertumbuh dalam iman sehingga memiliki hikmat dalam moral dan etika. Penulis amsal berpendapat bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (7). Ini akan tampak dari tunduknya seseorang pada kehendak Tuhan dan kerinduannya untuk tidak berdosa melawan Tuhan. Itulah hikmat yang dimaksud penulis amsal, yaitu hidup sesuai sudut pandang Allah.

Hikmat memampukan orang untuk memahami pengajaran dalam berbagai bentuk (2, 6) sehingga bisa menjadi lebih pandai (3). Bukan hanya pandai dalam melakukan sesuatu, melainkan untuk melakukannya dengan benar, adil, dan jujur. Penulis amsal menyatakan bahwa hikmat diperlukan juga oleh orang yang sudah bijak agar makin berhikmat (5).

Tidak banyak orang mencari hikmat, tetapi sebagai orang beriman kita tahu bahwa hanya dengan hidup takut akan Tuhan orang akan tahu bagaimana ia harus hidup, bagaimana ia harus mengatasi masalah, bagaimana ia harus mengambil keputusan, bagaimana ia harus tegak di tengah badai yang menantang iman. Kiranya firman Tuhan yang kita baca menjadikan kita berhikmat. Dan jangan lupa, perlengkapi juga generasi muda yang ada di depan kita dengan hikmat ini agar mereka pun piawai menata hidup di dalam Tuhan sebagaimana kita telah melakoninya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/09/05/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org