Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/08/30 |
|
![]() |
|
Sabtu, 30 Agustus 2025 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Sikap merasa lebih benar daripada sesama adalah sikap yang dapat merusak hubungan dan menimbulkan konflik. Merasa diri lebih benar adalah bentuk dari penghakiman sebab diri sendiri menghakimi orang lain sebagai pihak yang tidak benar. Kepongahan ini muncul dari gelapnya hati manusia. Dari paparan Lukas, kita dapat melihat orang-orang datang kepada Yesus membawa kabar bahwa Pilatus telah membunuh orang-orang Galilea, bahkan Pilatus mencampurkan darah mereka dengan darah kurban yang mereka persembahkan (1). Yesus mengajukan pertanyaan kepada mereka apakah dosa orang-orang yang dibunuh oleh Pilatus lebih besar daripada dosa orang-orang Galilea yang lain (2)? Demikian juga dengan delapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, apakah kesalahan mereka lebih besar daripada kesalahan orang yang tinggal di Yerusalem (4)? Pandangan umum pada masa itu ialah penderitaan adalah hasil langsung dari dosa pribadi seseorang; mereka akan menganggap bahwa orang-orang Galilea sudah sepantasnya menerima akibat dari dosa mereka. Yesus menantang pandangan itu dengan menyatakan bahwa penderitaan bukanlah indikasi dari tingkat dosa seseorang. Inti dari ajaran Yesus di sini adalah pentingnya pertobatan. Yesus menggunakan peristiwa tragis yang dilaporkan untuk mengingatkan bahwa semua orang membutuhkan pertobatan! Kita sering terjebak dalam pemikiran seperti orang-orang yang datang membawa kabar kematian kepada Yesus. Apakah saat ini kita pun menghakimi sesama kita sebagai pendosa pada saat mereka mengalami penderitaan? Apakah kita mau peduli terhadap sesama kita yang mengalami bencana? Janganlah kita begitu mudah beranggapan bahwa bencana adalah hukuman Tuhan bagi mereka. Sebagai anak-anak Tuhan, Yesus mengingatkan kita untuk bertobat! Alih-alih melihat kesalahan yang diperbuat oleh orang lain, lihatlah diri sendiri! Sebab, kita harus mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan kepada Hakim yang adil. [PMS] Baca Gali Alkitab 9 Beberapa orang datang kepada Yesus untuk melaporkan bahwa Pilatus telah membunuh orang-orang Galilea ketika mereka sedang mempersembahkan kurban. Kemudian Yesus menegaskan bahwa bukan karena mereka lebih berdosa, maka mereka mengalami hal itu. Yesus menekankan bahwa jika beberapa orang yang datang kepada-Nya itu pun tidak bertobat, mereka juga akan binasa. Yesus melanjutkan dengan contoh lain, yaitu mengenai delapan belas orang yang terbunuh ketika menara Siloam roboh menimpa mereka. Sekali lagi, Yesus menegaskan bahwa bukan karena mereka lebih berdosa, maka mereka meninggal seperti itu. Yesus mengulang peringatan-Nya bahwa jika mereka tidak bertobat, mereka juga akan binasa. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |