Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2003/08/27 |
|
Rabu, 27 Agustus 2003 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta)
|
|
Nasib manusia di tangan Allah. Seandai Allah itu seperti manusia, mungkin saja amarah-Nya sudah membludak, dan celakalah orang yang berseteru dengan Dia. Ayub mendapat teguran keras dari Allah: "Siapakah yang dapat bertahan di hadapan Aku? Siapakah yang menghadapi Aku, yang Kubiarkan tetap selamat?" (ayat 41:1b-2a). Lalu Allah melanjutkan uraian ilustrasinya mengenai buaya di ayat- ayat 3-25. Buaya adalah raja atas segala binatang yang ganas (ayat 25). Gambaran fisik dan keganasannya menggentarkan siapapun, dan ia tidak takut terhadap siapapun. Gambaran buaya seperti ini membawa sebagian penafsir menduga bahwa ilustrasi ini tidak sekadar merujuk kepada binatang ciptaan Tuhan di bumi ini tetapi lebih lagi kepada makhluk-makhluk mitologis yang dipercaya oleh agama-agama kafir waktu itu sebagai penguasa alam gaib yang begitu ditakuti oleh manusia. Kita dapat padankan kepercayaan ini dengan kepercayaan kepada kuasa-kuasa gelap, yang memang nyata, tetapi yang jelas tidak mengatasi kuasa Allah, Pencipta alam semesta. Berhadapan dengan binatang ciptaan Allah saja manusia tidak sanggup mengatasinya apalagi roh-roh jahat, yang memiliki kekuatan supranatural untuk mengganggu dan merusak dunia ciptaan Allah ini. Siapa dapat bertahan, kecuali Allah sendiri? Dalam nas ini, bersama Ayub kita belajar beberapa hal penting: pertama, seperti Ayub mengenal keberadaan dirinya, kita pun mengenal keberadaan diri kita di hadapan Allah, yaitu bahwa manusia itu kecil, tidak ada apa-apanya. Kedua, setelah Allah memperlihatkan segala sesuatu tentang kekuasaan-Nya atas alam, seperti juga Ayub yang tidak hanya mengerti tetapi juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Allah kepadanya, bahwa hanya Allahlah yang dapat melakukan semua itu, seperti itu jugalah kita. Renungkan: Ada hal-hal yang kerap di luar kendali kita. Datang kepada Allah, sebab hanya Dia pengontrol segala sesuatu.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |