Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/08/17

Jumat, 17 Agustus 2012

Kejadian 48:1-16
Bukan sembarang "melihat"

Judul: Bukan sembarang "melihat"
Ketika Yusuf mendengar Yakub sakit, ia segera membawa kedua putranya, Manasye dan Efraim, ke hadapan ayahnya. Israel yang menyadari hari-hari akhirnya semakin mendekat berusaha bangkit dan memberi berkat terakhir (1-2). Berkat terakhir sangatlah penting, sebanding dengan surat wasiat yang menentukan warisan yang akan diterima.

Berkat yang diberikan oleh Yakub kepada Manasye dan Efraim didasarkan pada janji dari Allah Yang Mahakuasa, yaitu Allah Abraham dan Ishak, yang telah berjanji akan memberikan kepadanya keturunan sebanyak debu tanah dan akan menganugerahkan tanah Kanaan menjadi milik abadi (48:3, 28:13-15, 35:11-12).

Menariknya, hal itu dimulai dengan mengangkat Manasye dan Efraim menjadi anak-anaknya sendiri (5-6), sehingga kedudukan mereka setara dengan Ruben dan Simeon (5). Pembagian warisan kepada keturunan Yusuf akan dilakukan menurut status Manasye dan Efraim sebagai anak-anak Yakub. Kelak keturunan Yusuf mendapat warisan sebagai dua suku ketika dilakukan pembagian tanah Kanaan (Yos 16:17-18).

Di usia lanjutnya mata Yakub sudah rabun sehingga tidak dapat melihat. Itu sebabnya ia tidak langsung mengenali kedua putra Yusuf (9-10). Di Pniel Yakub telah melihat "wajah Allah" (Kej. 32:30). Lalu ia melihat wajah Esau bagaikan melihat wajah Allah sendiri (Kej. 33:10). Kini ketika matanya tidak dapat melihat lagi, ternyata ia masih dianugerahi kesempatan untuk "melihat" wajah Yusuf dan keturunannya (11).

"Melihat" di sini ada kaitannya dengan janji pemeliharaan Allah pada Yakub. Jadi, bukan dengan sembarangan Yakub menyilangkan tangannya untuk memberkati Efraim dan Manasye (13-14), tetapi karena Yakub telah belajar "melihat" melampaui penglihatan mata biasa. Kemampuan untuk "melihat" seperti ini adalah anugerah dari Tuhan. Bukan mata biasa yang memampukan kita melihat, tetapi mata rohani kitalah yang dicerahkan oleh Tuhan. Kita perlu senantiasa memohon kepekaan untuk melihat rencana Allah dalam hidup kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/08/17/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org