Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/08/16

Selasa, 16 Agustus 2011

Kejadian 26:1-11
Iman dan keraguan

Judul: Iman dan keraguan
Kehidupan iman kadang sangat mengherankan: seorang percaya bisa saja mempunyai iman yang teguh di satu saat, tetapi kemudian ia diliputi keraguan di saat lain. Nas hari ini menunjukkan bahwa Ishak juga bisa beriman, tetapi kadang ia bisa juga dikuasai keraguan.

Ishak mengalami masa kelaparan seperti yang pernah dialami Abraham, ayahnya (bnd. Kej. 12:10-20, 20:1-18). Namun jika Abraham dibiarkan Tuhan pergi ke Mesir, saat itu Tuhan meminta supaya Ishak tidak pergi ke Mesir. Lalu Tuhan menjanjikan pernyertaan dan berkat-Nya (2). Tuhan juga meneguhkan bahwa Ia akan menepati sumpah-Nya kepada Abraham dan menjanjikan berkat yang sama seperti yang Ia ucapkan kepada Abraham (3-5). Ishak pun taat kepada Tuhan dan menetap di Kanaan, di kota orang Filistin di Gerar (6). Di sini terlihat bahwa Ishak beriman sehingga ia menaati Tuhan dan tidak pergi ke Mesir.

Namun ada saat Ishak menunjukkan ketiadaan iman, yaitu ketika ia merasa tidak yakin bahwa Allah dapat menyelamatkan dirinya dari tangan Abimelekh, raja orang Filistin. Sama seperti yang pernah dilakukan Abraham sebelumnya (Kej. 12:13, 20:2), Ishak juga mengatakan bahwa istrinya adalah saudaranya. Alasan yang ada dalam pemikiran Ishak juga sama seperti yang ada dalam pikiran Abraham sebelumnya: "Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena Ribka" (7; bnd. Kej. 12:12).

Mengapa di satu sisi Ishak begitu yakin bahwa Allah akan memeliharanya dari bencana kelaparan, tetapi di sisi lain ia ragu bahwa Allah dapat menyelamatkan dia dari tangan orang Filistin? Alkitab tidak menjelaskan alasan keraguan Ishak, tetapi kita dapat menyimpulkan bahwa orang beriman pun suatu saat bisa saja diliputi keraguan karena iman orang percaya bukanlah merupakan iman yang sempurna. Di sisi lain, kita pun memiliki titik lemah dan kerentanan yang berbeda-beda. Sebab itu kenali kelemahan diri kita dan minta Allah menguatkan kita. Dan jika ketidakpercayaan mencoba menguasai hati kita, mintalah pertolongan Allah supaya iman kita diteguhkan dan pengharapan kita tidak bergeser.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/08/16/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org