Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/08/15 |
|
![]() |
|
Jumat, 15 Agustus 2025 (Minggu ke-9 sesudah Pentakosta)
|
|
Ada banyak motivasi orang dalam hal mengasihi. Mengasihi supaya terpenuhi keinginannya, kelihatan bermoral baik, dikagumi dan dipuji, serta mengharapkan balasan yang setimpal. Bacaan kali ini menegur sekaligus memotivasi kita agar mengasihi seperti yang Tuhan Yesus ajarkan. Seorang ahli Taurat mencobai Yesus dengan bertanya, apa yang harus ia lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal? Yesus menjawab dengan pertanyaan, apa yang telah ia baca dalam Hukum Taurat? Lalu ahli Taurat pun menjawab, mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia. Yesus membenarkan jawaban ahli Taurat itu dengan penekanan agar melakukannya (28). Untuk membenarkan dirinya, ahli Taurat itu pun bertanya lagi kepada Yesus (29), siapakah sesamanya manusia? Untuk menjelaskan siapa sesama manusia, Yesus bercerita tentang orang yang mengalami musibah ketika pulang dari Yerusalem ke Yerikho. Ia dirampok oleh para penyamun dan ditinggalkan begitu saja dalam kondisi sekarat (30). Orang pertama dan kedua yang melewati jalan itu adalah imam dan orang Lewi yang biasa membahas Hukum Taurat. Mereka melihat dan melewatinya begitu saja. Sedangkan orang ketiga adalah orang Samaria yang dianggap orang kafir. Ketika ia melihat korban kejahatan itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Orang Samaria itu menolongnya walaupun ia tidak mengenalnya dan bukan orang sebangsanya. Suatu tindakan kasih yang nyata dan tuntas. Yesus kemudian bertanya kepada ahli Taurat, siapakah dari ketiga orang itu yang menjadi sesama manusia bagi orang yang dirampok itu? Entah mengapa ahli Taurat itu tidak menjawab, "Orang Samaria". Namun, ia menjawab, "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya", itulah sesamanya manusia. Kasih Kristus telah nyata dalam hidup kita. Kasih Kristus tidak boleh hanya tinggal dalam diri kita saja. Kasih Kristus harus diberikan kepada semua orang tanpa syarat. Marilah kita belajar mengasihi melampaui batas-batas yang ada. Marilah kita belajar mengasihi dengan tulus dan tuntas. [LRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |