Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/08/13 |
|
![]() |
|
Rabu, 13 Agustus 2025 (Minggu ke-9 sesudah Pentakosta)
|
|
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "sombong" berarti menghargai diri berlebihan, congkak, pongah, takabur. Dalam Alkitab ada kecaman terhadap sifat sombong (bdk. Yes. 2:11-12; Ams. 29:3; Hab. 2:4; Mat. 23:12; dll.). Demikian juga, Yesus tidak menginginkan kesombongan merasuki murid-murid-Nya. Dalam bacaan kita diceritakan bahwa tujuh puluh murid yang diutus Yesus telah kembali. Mereka berhasil melaksanakan misi dan merasa gembira karena setan-setan takluk kepada mereka hanya dengan mereka menyebutkan nama Tuhan (17). Namun, Yesus tidak memuji keberhasilan murid-murid-Nya; Ia mengajak mereka berfokus pada hal yang lebih penting, yang dikatakan dalam Alkitab, "Lebih baik kalian bergembira karena namamu tercatat di surga" (20, BIMK). Perkara menaklukkan kuasa Iblis, tentu saja mereka mampu karena Yesus memberikan kuasa itu kepada mereka (19). Namun, status sebagai milik Allah dan menjadi warga Kerajaan Surga jauh lebih penting! Mungkin Yesus melihat gelagat kurang baik dari pernyataan murid-murid-Nya. Ada benih-benih kesombongan di balik pernyataan tersebut. Oleh karena itu, Yesus segera mengingatkan agar murid-murid-Nya tidak terjebak dalam kesombongan. Hanya Tuhan yang patut dimuliakan dari semua keberhasilan mereka. Apalagi misi yang mereka kerjakan adalah misi Allah. Semua orang rentan terjebak di dalam kesombongan. Bangga terhadap capaian tertentu adalah hal yang wajar. Hanya saja, kita harus selalu menyadari dan waspada akan bahaya kesombongan. Amsal 16:18 mengingatkan kita, "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan". Bahkan, manusia yang sombong akan ditundukkan dan direndahkan oleh Tuhan (bdk. Yes. 2:17). Oleh karena itu, kembali kita diingatkan, bagaimanapun keberadaan kita saat ini, setinggi apa pun pencapaian yang telah kita raih, dan dalam bidang apa pun, bersyukurlah kepada Tuhan dan tetaplah rendah hati. Ingatlah, semua itu adalah anugerah Tuhan dan harus kita pakai! [LRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |