Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/08/10 |
|
Jumat, 10 Agustus 2012
|
|
Judul: Tiada perdamaian tanpa pengampunan Pengampunan Yusuf dinyatakan ketika ia dengan murah hati mau memaafkan mereka dan berbagi hartanya meskipun saudara-saudaranya itu tidak setia kepadanya (22). Yusuf memberikan kepada mereka masing-masing sepotong pesalin untuk dipakai sebagai ganti baju mereka yang lama. Pada masa perjanjian lama, penggantian pakaian atau baju melambangkan terjadinya perdamaian (Kej. 35:1-7, 41:14). Pemberian pesalin dari Yusuf kepada masing-masing saudaranya menunjukkan bahwa Yusuf telah mengampuni mereka. Yusuf berharap, melalui pendamaian ini, kesebelas saudaranya dapat memusatkan perhatian untuk mengurus perpindahan keluarga mereka dan menjemput ayah mereka ke tanah Mesir agar mereka semua selamat dari bahaya kelaparan. Hal ini ia nyatakan sewaktu mengantar mereka pulang dengan menasihati mereka untuk tidak bertengkar di jalan (24), karena Yusuf tahu watak dari kesebelas saudaranya (Kej. 42:21-22). Tindakan Yusuf kepada saudara-saudaranya itu merupakan suatu gambaran kasih karunia sebagaimana yang Allah tunjukkan melalui Yesus Kristus kepada kita. Allah telah mengampuni dosa dan kesalahan kita dan Ia telah bersedia untuk mencurahkan kebaikan-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus. Sebenarnya kita tidak pantas untuk menerima pengampunan itu, tetapi karena anugerah Tuhan kita dapat memperolehnya. Oleh karena itu mengucap syukurlah atas keselamatan yang telah kita terima dengan cuma-cuma dan peganglah keselamatan itu erat-erat dengan cara menjalani hidup kita dengan tidak bermain-main lagi dengan dosa. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |