Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/07/24 |
|
Minggu, 24 Juli 2011
|
|
Judul: Merayakan Tuhan sebagai raja Mazmur 24 menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja yang bertakhta di atas segalanya, tidak ada konflik dengan kuasa-kuasa lain karena hanya Dialah satu-satunya Allah (1-2). Maka pujian kepada Tuhan sebagai Raja membuka dan menutup mazmur ini (7-10). Kalau demikian bagaimanakah seharusnya menyambut dan merayakan Tuhan sebagai Raja? Pertama, di hadapan Raja manusia harus bersih dari segala kotoran dan bebas dari segala motif palsu. Itu sebabnya dipakai ungkapan "yang bersih tangannya dan murni hatinya." Ungkapan ini menunjukkan kehidupan yang tak bercacat karena dikendalikan oleh hati yang tulus, yang berakar pada kesetiaan tunggal pada Allah. Kedua, sejajar dengan yang pertama, ketulusan yang dapat dilihat oleh sesama manusia dan yang jauh dari kemunafikan yang memanipulasi nama Allah. Betapa mudah kita bersandiwara di hadapan orang lain dengan kesalehan semu, padahal tujuannya menipu demi keuntungan diri sendiri! Hanya orang yang memelihara pasangan sikap hati dan tindakan ini yang akan menerima berkat Allah (5-6). Hanya ada satu cara untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Raja, yaitu hiduplah sebagai anak-anak Raja, bukan dengan kesombongan, tetapi dengan menjaga harkat hidup yang kudus dan penuh kemurahan karena Tuhan kita adalah Raja yang agung dan penuh belas kasih. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |