Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/07/20

Senin, 20 Juli 2009

Mazmur 69:20-37
"Tindaklah mereka, ya Allah"

Judul: "Tindaklah mereka, ya Allah"
Anda pernah merasakan kejamnya sesama? Ada pemikir pernah mengatakan bahwa manusia adalah serigala terhadap sesamanya. Dan ini benar terbukti dalam banyak pengalaman kita. Ini pulalah yang diutarakan pemazmur.

Dalam pembacaan kemarin, pemazmur mengeluhkan ke-jamnya sesama yang menjadikan dirinya menjadi objek gosip. Ketika berharap belas kasihan, yang ia dapat nihil! Ketika mencari penghiburan, ia malah menerima racun! Bahkan orang-orang itu bersyukur karena pemazmur menderita (ayat 23).

Ada tiga respons pemazmur yang bisa kita tiru. Pertama, berulang kali ia menyebut bahwa Allah "mengenal" celaku, maluku, dan nodaku (ayat 20). Penderitaan jadi alat yang memperdalam pengenalan akan Tuhan, mempertebal kesadaran bahwa pertolongan hakiki datang dari Allah bukan dari manusia. Kini ia tidak saja mengakui kasih setia dan pertolongan Allah, ia juga mengenali keterlibatan Allah dalam hidupnya.

Kedua, pemazmur memohon agar Tuhan bertindak. Antara membela yang benar dan menghukum orang yang menyebabkan penderitaan orang benar, tidak dapat dipisahkan. Maka pemazmur meminta agar amarah Tuhan dicurahkan (ayat 25 dst.). Namun jangan kira bahwa doa ini keluar dari hati yang membenci, melainkan dari hati yang sadar bahwa kemuliaan Allah sendiri yang dipertaruhkan. Jika Allah menegakkan kemuliaan, tentu akan ada hukuman setimpal!

Ketiga, betapa indah bahwa ratapan melalui gumulan doa yang dalam berangsur menjadi pujian (ayat 30-37). Ini bukan kesukaan karena kemenangan pribadi. Pemazmur menaikkan pujian yang menegaskan kebenaran, kesetiaan, kebaikan, keadilan Allah (ayat 34), juga supaya orang lain dikuatkan iman oleh kesaksian pujiannya (ayat 33). Pujian demikian menyukakan Allah dan bernilai lebih indah daripada persembahan kurban. Melalui penderitaan, pemazmur dimungkinkan menaikkan pujian dengan dimensi yang makin dewasa. Ia menjadi bagian dari paduan suara kosmis (ayat 35), dan menatap jauh ke depan dalam pengharapan eskatologis (ayat 36-37).

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org