Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/17 |
|
Kamis 17 Juli 2008
|
|
Judul: Belajar sandar Tuhan lagi Pertolongan Tuhan atas Daud saat ia menghadapi masalah bukan semata-mata untuk meluputkan dia dari akibat kebodohannya sendiri, melainkan agar Daud kembali bersandar Tuhan. Peristiwa yang terjadi di Ziklag merupakan semacam ujian bagi Daud, apakah ia akan bertindak menurut pikirannya sendiri atau apakah ia akan kembali mengandalkan Tuhan. Kejadian di Ziklag sungguh meremukkan hati Daud dan pasukannya. Mereka baru saja kembali dari arena pertempuran, yang jauhnya tiga hari perjalanan. Mereka sedang merasakan keletihan bercampur kelegaan. Keletihan karena perjalanan jauh, kelegaan karena tak jadi berperang dengan saudara sebangsa mereka. Namun apa yang mereka lihat sungguh membuat semangat mereka merosot. Kota Ziklag terbakar habis dan keluarga mereka serta penduduk Ziklag lainnya telah ditawan oleh musuh mereka, orang Amalek. Tentu saja orang Ziklag menjadi sedih dan marah. Kedatangan Daud membuat mereka ingin melampiaskan perasaan mereka dengan melempari Daud dengan batu (ayat 6a). Syukur pada saat itu Daud melibatkan Tuhan kembali dalam perkara yang dia hadapi (ayat 6b-8). Maka setelah meminta petunjuk Tuhan, Daud dan pasukannya mengejar musuh untuk melepaskan sanak keluarga mereka yang tertawan. Tidak pernah ada satu perkara yang Tuhan izinkan terjadi tanpa maksud baik Tuhan. Kejadian-kejadian buruk sekalipun dapat menjadi alat Tuhan untuk membawa kita kembali kepada Dia. Sebab itu, peliharalah sikap bersandar penuh kepada Tuhan. Jangan mengandalkan pikiran sendiri. Taati penuh firman Tuhan dan yakini total pertolongan-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |