Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/07/16 |
|
Selasa, 16 Juli 2013
|
|
Judul: Kurban yang sempurna Pelataran dibuat dengan tirai yang tinggi di sekelilingnya, yang memberi batas wilayah kekudusan Kemah Suci (lihat Kel. 19:12). Pelataran ini sangat luas dibandingkan dengan Kemah Suci untuk menampung umat Tuhan yang akan membawa persembahan kurban mereka, yang selanjutnya dikelola oleh para imam yang boleh masuk ke ruang kudus. Lewat serangkaian ritual, umat diwakili imam beroleh jalan masuk kepada Allah yang bertakhta di ruang maha kudus. Ayat 20-21 memaparkan instruksi pengaturan di dalam Kemah Suci. Kemah Suci harus senantiasa diterangi oleh pelita dengan minyak yang terbaik. Pelita yang terus menyala di Kemah Suci menyatakan bahwa Allah senantiasa hadir bagi mereka untuk melayani mereka yang datang dengan suatu kebutuhan rohani. Begitu detailnya pengaturan ruang, tempat umat beribadah di hadapan Allah. Ini memberi pelajaran kepada kita untuk detail juga dalam mengelola hidup ini sebagai ibadah kita. Memang gereja bukan Kemah Suci atau Bait Suci Perjanjian Lama. Gereja adalah hidup anak-anak Tuhan yang sudah ditebus oleh kurban Kristus yang sempurna sehingga tidak ada lagi bagian pelataran yang terpisah dari Kemah Suci, dan ruang kudus yang terpisah dari ruang maha kudus. Justru karena Kristus kita boleh masuk ke tempat terdalam hati Allah, maka kita harus menata hidup kita secara detail sehingga setiap aspeknya kudus dan diperkenan Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |