Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/07/14

Senin, 14 Juli 2025 (Minggu ke-5 sesudah Pentakosta)

Kisah Para Rasul 25:13-27
Hikmat Membangkitkan Kepercayaan Diri

Dengan apa hidup kita dapat diibaratkan bila kita tidak mengenal Tuhan? Hidup kita akan sama seperti sehelai plastik di lautan, yang terombang-ambing kian kemari diempas ombak.

Demikianlah perilaku yang terlihat pada Festus ketika ia menangani perkara Paulus. Sebelumnya, ia telah menyetujui permintaan naik banding Paulus (Kis. 25:12). Kini, ia tampak ragu-ragu. Meskipun awalnya ia melakukan apa yang benar (15-17), ternyata ia belum sepenuhnya memahami duduk perkara yang terjadi, dan ia tidak tahu apakah ia harus memutuskan Paulus bersalah atau tidak (18-21). Untuk mengetahui apa yang sekiranya harus ditulisnya kepada Kaisar, Festus meminta pendapat (second-opinion) dari Raja Agripa (26-27). Ini menunjukkan bahwa dirinya tidak percaya diri.

Orang yang dimintai pendapat oleh Festus tidak lebih baik. Herodes Agripa II adalah raja Khalkis, raja ketujuh atau terakhir dari keluarga Herodes Agung, yang menikah dengan Bernike yang adalah saudarinya sendiri. Bukannya merasa malu dengan hubungan tidak senonoh itu, Agripa dan Bernike justru memoles citra diri mereka di hadapan publik. Ketika mereka datang ke ruang pengadilan, mereka datang dengan menampilkan segala kebesaran mereka (23). Sayangnya, itu sekadar pertunjukan hampa dari orang-orang tak percaya diri.

Janganlah kita berperilaku seolah-olah kita memiliki hikmat padahal sebenarnya tidak! Orang yang sungguh-sungguh berhikmat pasti percaya diri. Saat Anda mengambil sebuah keputusan, jalanilah keputusan itu dengan percaya diri. Anda dapat memiliki hikmat yang demikian bila Anda takut akan Allah! Inilah prinsip yang diajarkan kepada kita: "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Maha Kudus adalah pengertian" (Ams. 9:10).

Marilah kita mengikat komitmen bahwa kita akan hidup sebagai orang yang sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Kiranya kita berkata, "Saya mau menjadi orang yang takut akan Tuhan" dan menjadikan perkataan ini sebagai pokok doa kita. Dengan hikmat, hilanglah keragu-raguan dan bangkitlah kepercayaan diri kita. [PHM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org