Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/13 |
|
Minggu 13 Juli 2008
|
|
Judul: Cara Tuhan yang berlaku Namun cara berpikir Daud berbeda dari cara kebanyakan orang yang cenderung memikirkan kepentingan sendiri. Meski ingin meraih kesempatan yang terbuka di depannya, Daud tidak melupakan Tuhan. Ia mendahulukan Tuhan, yang berdaulat atas milik-Nya (ayat 9, 11). Ia percaya dan menunggu waktu Tuhan. Akan tiba saatnya, Saul menerima hukuman bagi kejahatannya, sesuai dengan keadilan Tuhan (ayat 10). Dengan hikmat Tuhan, perkataan Daud kepada Saul membukakan pikiran dan hati Saul. Pertama, tindakan Saul memburu Daud bukanlah kehendak Tuhan, melainkan bujukan manusia. Maka tidak akan pernah berhasil (ayat 19-20). Kedua, tindakan Daud tidak membinasakan Saul walau kesempatan terbuka lebar, membuktikan bahwa kecurigaan Saul kepadanya sama sekali tidak beralasan (ayat 23-24). Akibatnya, Saul mengakui bahwa ia telah berdosa dan berlaku bodoh serta sesat (ayat 21). Cara Tuhan melampaui pikiran manusia. Kita tak sanggup menyelami kecemerlangan hikmat Tuhan. Itulah terakhir kali Saul mengejar-ngejar Daud. Daud sudah terbebas dari cengkeraman kedengkian dan kecemburuan Saul. Tuhan memang tidak pernah tinggal diam melihat anak-anak-Nya ditindas oleh kelaliman orang-orang yang tidak takut Tuhan. Dia punya cara jitu dan melampaui akal manusia, untuk menolong kita. Namun Dia mengharapkan ketaatan total kita pada cara dan waktu Dia. Maka jangan kacaukan hidup dengan berupaya menyelesaikan sendiri masalah kita!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |