Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/07/12 |
|
![]() |
|
Sabtu, 12 Juli 2025 (Minggu ke-4 sesudah Pentakosta)
|
|
Sebuah pepatah Jawa yang bunyinya "Alon-alon angger kelakon" mempunyai arti "biar lambat asal selamat". Pepatah ini penting dalam pengambilan keputusan, agar kita tidak cepat-cepat memutuskan sesuatu tetapi menyesal kemudian. Setelah menerima surat Klaudius Lisias dan kedatangan Paulus, Gubenur Feliks tidak langsung mengadili. Setelah lima hari, ketika para pendakwa Paulus yang terdiri dari Imam Besar Ananias, beberapa tua-tua, dan seorang pengacara yang bernama Tertulus tiba, barulah sidang diadakan (1). Setelah Feliks mendengar pujian mereka atas usaha dan kebijakannya yang baik maupun dakwaan mereka terhadap Paulus (2-9), dia tidak langsung menyatakan putusannya, tetapi dia memberi isyarat kepada Paulus untuk berbicara (10a). Maka, Paulus menyampaikan pembelaan dirinya yang dimulai dengan keyakinannya atas kinerja Feliks sebagai seorang hakim (10b). Lalu, diceritakanlah kronologi kejadian dari kedatangannya ke Yerusalem (11), tentang apa yang tidak dilakukannya dan tidak adanya bukti atas tuduhan mereka (12-13), pengakuannya akan bakti dan kepercayaannya (14-16), hingga tantangannya terhadap segala hal yang dituduhkan kepadanya berdasarkan fakta-fakta yang dimilikinya (17-21). Untungnya, Gubernur Feliks adalah seorang pemimpin yang tahu tentang Jalan Tuhan sehingga dia memutuskan untuk menangguhkan perkara tersebut (22). Akhirnya, Paulus kembali ditahan dengan tahanan ringan (23), dan dicatat bahwa sampai genap dua tahun Paulus tetap berada dalam tahanan dan perkaranya ditangguhkan (27) Dalam kehidupan, terkadang ada saja persoalan yang tidak bisa langsung diselesaikan. Pada saat-saat seperti itulah kita perlu kebijaksanaan untuk tidak terburu-buru. Ditangguhkan bukan berarti diabaikan, tetapi mengambil waktu untuk membuat pertimbangan yang sematang mungkin. Di tengah kompleksnya persoalan kehidupan, kita pun perlu menangguhkan hal-hal yang bisa mengacaukan pikiran. Di dalam penangguhan, itulah kesempatan bagi kita untuk menantikan waktunya Tuhan dan memercayakan diri kita seutuhnya kepada-Nya. [RBM] Baca Gali Alkitab 2 Untuk mengatakan kebenaran memang bukan hal yang mudah tanpa adanya balasan berupa kata-kata kasar, umpatan, hujatan, dan olok-olok, terlebih lagi di media sosial masa kini di mana orang-orang dapat mengatakan apa pun secara anonim. Sering kali situasi ini menyurutkan semangat kita untuk menyuarakan kebenaran. Namun, bagi kita yang ingin, tetapi ragu, untuk bersaksi tentang kebenaran, apa yang Tuhan katakan kepada kita? Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |