Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/07/04

Jumat, 4 Juli 2025 (Minggu ke-3 sesudah Pentakosta)

Kisah Para Rasul 21:15-26
Adaptif seperti Bunglon

Orang Kristen kadang perlu hidup seperti bunglon, dalam arti adaptif terhadap lingkungan. Seperti bunglon yang mengubah warnanya saja tetapi tidak mengubah bentuk, kita menjaga esensi iman Kristen dan hanya mengubah cara pelayanan kita.

Ketika Rasul Paulus tiba di Yerusalem, semua saudara menyambutnya dengan senang hati (17). Paulus juga antusias untuk menceritakan apa saja yang Allah telah kerjakan selama pelayanannya (19). Mereka turut memuliakan Allah ketika mereka mendengar hasil pelayanannya (20). Akan tetapi, mereka juga mendengar kabar yang sudah beredar luas bahwa Paulus mengajar orang Yahudi untuk melepas Hukum Taurat (21).

Maka, pada saat itu mereka menasihatkan Paulus agar dia melakukan penyucian diri dan mencukur rambutnya. Tujuannya adalah agar dia dapat mengubah paradigma orang Yahudi dan meluruskan pengertian mereka tentang ajarannya (23-24).

Mendengar nasihat tersebut, Rasul Paulus tidak menolaknya. Meski ia memang memandang bahwa tradisi-tradisi itu boleh ditinggalkan, ia memilih untuk menyesuaikan diri. Pasalnya, tidak ada salahnya dengan nasihat itu. Rasul Paulus hanya perlu mengubah caranya dalam membawa diri, tetapi esensinya sebagai seorang Kristen tidak berubah. Tujuannya adalah agar Injil Tuhan dapat diberitakan secara lebih luas (bdk. 1 Kor. 9:19-23).

Di dalam kekristenan, ada prinsip dasar dan prinsip teknis. Di satu sisi, prinsip dasar adalah hal-hal yang tidak boleh ditoleransi, misalnya doktrin Allah Tritunggal, penebusan dalam Yesus Kristus, dan keselamatan melalui iman. Di sisi lain, prinsip teknis adalah hal-hal yang bisa diterapkan secara lebih adaptif, misalnya liturgi ibadah, cara berkhotbah, dan pemilihan lagu pujian.

Kadang kala kita terlalu kaku pada prinsip teknis sehingga kita malah mengabaikan prinsip dasar. Padahal, seharusnya kita lebih berfokus pada apa saja yang dapat kita lakukan agar Injil Tuhan dapat didengar dan diterima oleh lebih banyak orang. Saat kesalahpahaman muncul, ada kalanya kita perlu menyesuaikan diri. Untuk menjangkau mereka yang berprasangka keliru, jadilah adaptif seperti bunglon. [YGM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org