Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/04 |
|
Jumat 4 Juli 2008
|
|
Judul: Kuatnya persahabatan Yonatan masih belum yakin bahwa ayahnya tetap berniat membunuh Daud. Yonatan ingat janji Saul (1Sam. 19:6). Andaikata niat membunuh masih ada, tentu ayahnya tak akan menyembunyikan niat itu dari dia (1Sam. 20:2). Itulah pembelaan Yonatan untuk ayahnya di hadapan Daud. Yonatan jadi serba salah: membela ayah atau sahabat? Bagi Yonatan, Saul adalah ayah sekaligus raja. Ia harus hormat dan tunduk kepada Saul. Sebaliknya, Daud adalah sahabat sekaligus kerabat (1Sam. 18:20, 27), yang ditindas oleh seorang raja lalim, yang adalah ayah mertuanya sendiri. Namun Yonatan memilih membela Daud karena ia menjunjung kebenaran. Pembelaannya atas Daud bukan karena rasa kesetiakawanan semata, tetapi atas dasar kasih setia. Setia pada ikatan perjanjian yang pernah mereka ikat bersama (1Sam. 18:3), dan setia pada kehendak Tuhan (1Sam. 20:13b). Yonatan tahu bahwa Tuhan telah menyatakan pilihan-Nya atas Daud, bukan lagi pada Saul, ayahnya. Maka ia berani meyakini bahwa Daud pun akan memperlakukan Yonatan dan keluarganya dengan kesetiaan sama (ayat 14-16). Tuhan campur tangan dengan memberikan hikmat kepada mereka berdua untuk mengatur strategi agar dapat mengungkapkan isi hati Saul sebenarnya (ayat 5-7). Apapun hasil akhirnya, kasih setia harus dijunjung tinggi. Itu sebabnya, mereka saling meneguhkan lagi dengan ikrar (ayat 17, 23). Anak-anak Tuhan pun hendaknya mengembangkan persahabatan yang diwarnai dengan kasih setia dan yang menjunjung kebenaran. Syukur kepada Tuhan, Kristus telah menunjukkan dan memberi teladan kasih setia seperti itu.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |