Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/02 |
|
Rabu 2 Juli 2008
|
|
Judul: Awas: iri dan benci! Namun ketertarikan Saul dan ketertarikan Yonatan kepada Daud berbeda. Waktulah yang membuktikan. Saat ujian datang menggempur, Saul limbung dan terhempas. Ketertarikan bergeser jadi kebencian. Apa pemicunya? Sederhana! Tarian dan nyanyian! Untaian lagu yang dilantunkan oleh rakyat Israel berisi syair yang lebih meninggikan Daud (ayat 7). Tentu saja, telinga Raja Saul tidak nyaman mendengarnya. Rasa iri menyelinap masuk dan berlabuh di hatinya. Bagai dipupuk, iri hati semakin merasuk dan menusuk. Rasa tertarik berubah jadi benci. Fokus Raja Saul sekarang hanya satu, yaitu melenyapkan Daud (ayat 11-29). Mulailah ia menyusun rencana dan langsung dilaksanakan, satu demi satu. Syukur kepada Tuhan, tak satu pun yang berhasil. Semua gagal, karena Tuhan menyertai Daud. Betapa dahsyatnya dosa iri itu merusak relasi dan terutama diri sendiri. Oleh karena iri hati, orang bersedia menghancurkan sesamanya dengan cara apapun. Mulai dengan memfitnah sebagai upaya pembunuhan karakter, sampai pada upaya menggeser kedudukan dengan menggunakan pengaruh dan tekanan. Bahkan kalau perlu nyawa dihabisi! Inilah akibat orang yang membiarkan diri dikendalikan oleh ego. Iblis memanfaatkan rasa ego tersebut (1Sam. 18:10), yang pada akhirnya membinasakan jiwanya sendiri. Karena itu, berjagalah dan pelihara hati yang penuh kasih kepada sesama. Juga puas dirilah dengan anugerah Tuhan atas kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |