Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/06/10 |
|
Sabtu, 10 Juni 2017 (Minggu ke-1 sesudah Pentakosta)
|
|
Sebagian besar orang saat menonton sebuh film pasti menginginkan akhir yang bahagia (happy ending). Sebaliknya, kisah yang diawali dengan hal baik ternyata berakhir buruk sering kali dianggap kurang bagus. Demikian halnya dengan cerita Raja Uzia yang dimulai dengan keberhasilan, namun pada akhirnya ditutup dengan keberdosaan dan penghukuman Allah. Kisah Raja Uzia diawali dengan rangkaian pujian. Pada awal pemerintahannya, Uzia (16 tahun) melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Selama ini bersandar pada Tuhan, maka segala yang dilakukannya menjadi berhasil (1, 4-5). Keberhasilannya membuat gentar bangsa Filistin, Arab, dan Amon (6-7). Pembangunan tembok kota, menara pengintai dan pertahanan, sumur-sumur untuk ternak, kebun-kebun anggur, serta pertanian digarap dengan baik dan berhasil (9-10). Angkatan bersenjata yang tangguh dipersenjatai lengkap dengan alat-alat perang menjadikan namanya masyhur di antara bangsa-bangsa (11-15). Sayangnya kesombongan hati Uzia menyeretnya dalam kehancuran (16). Entah disengaja atau tidak, Uzia telah menyalahgunakan kekuasaannya dengan mengambil alih tugas imam, misalnya membakar ukupan di Bait Allah. Saat ditegur oleh imam Azarya, ia merespons dengan amarah. Di saat itulah Tuhan menghukum Uzia dengan penyakit kusta, yang menyebabkannya diusir dan diasingkan sampai mati (17-21). Lupa diri dan tinggi hati merupakan penyakit rohani yang harus ditakuti oleh orang-orang percaya. Pengamsal sendiri memberikan nasihat bahwa ”kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan” (Ams. 16:18). Beda halnya dengan hidup orang yang takut akan Allah. Walau jalan yang dilalui penuh onak dan duri, penyertaan dan kekuatan dari Allah selalu bersama mereka. Bersyukurlah bila Tuhan mengizinkan kita gagal dalam kelemahan dan menderita. Karena kesudahan kisah kita akan berakhir bahagia (happy ending). [YTP] Baca Gali Alkitab 6 Uzia menggantikan Amazia sebagai raja. Dengan dukungan rakyat Yehuda, ia memperkuat kerajaan Yehuda. Ia mendirikan banyak menara di padang gurun dan menggali banyak sumur untuk rakyatnya. Dalam bimbingan imam Zakharia, ia mencari Allah dan hidup benar di mata Allah. Namun, ia jatuh dalam dosa kesombongan dan mati dengan tragis akibat penyakit kusta yang dideritanya. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |