Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/05/30 |
|
Kamis, 30 Mei 2013
|
|
Judul: Dituntut untuk taat Dalam ayat 24-26, sesungguhnya naskah aslinya tidak memakai kata Musa, kecuali dalam ayat 25. Jadi ayat 24 menyatakan bahwa Tuhan bertemu dengan "dia" (tidak disebutkan "Musa" seperti terjemahan dalam LAI) dan berikhtiar membunuhnya. Begitu pula, ayat 26 seharusnya adalah "Lalu Tuhan membiarkan 'dia'" [bukan 'Musa']. Jadi kurang jelas sebenarnya apakah Tuhan bermaksud membunuh Musa atau anak Musa yang belum disunat. Entahkah "dia" merujuk kepada Musa atau anaknya, kisah itu jelas menunjukkan bahwa murka Allah reda setelah Zipora menyunat anak itu. Kita tidak tahu mengapa Musa tidak menyunat anak itu. Ini seharusnya merupakan anak kedua Musa (di ayat 20 dikatakan bahwa Musa membawa "anak-anaknya lelaki, " berarti lebih dari satu anak lelaki), yang mungkin belum lama dilahirkan sehingga belum disunat. Allah memang sudah memerintahkan Abraham untuk menyunat setiap anak laki-laki keturunan Abraham pada hari ke delapan (Kej. 17:12) dan sunat merupakan "tanda perjanjian" antara Allah dengan Abraham dan keturunannya. Karena Musa akan menjadi pemimpin umat Tuhan, maka dia harus menaati perintah Tuhan. Maka Allah menunjukkan murka yang begitu hebat karena pelanggaran sunat itu. Pemimpin umat memang dituntut untuk taat kepada Allah. Jika pemimpin tidak taat, bagaimana mungkin dia mengarahkan umat untuk taat? Jika kita menjadi pemimpin rohani, dalam keluarga atau dalam pelayanan, milikilah hati yang taat jika kita mau dipakai untuk melayani Tuhan dengan efektif. Jika kita berada di bawah pimpinan, doakanlah orang yang memimpin kita -baik orang tua maupun pendeta atau majelis di gereja- agar mereka terlebih dahulu taat kepada Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |