Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/05/26

Senin, 26 Mei 2025 (Minggu ke-6 sesudah Paskah)

Bilangan 22:21-35
Ketidakpekaan Manusia

Manusia diciptakan Allah serupa dan seturut gambar-Nya. Dalam natur penciptaan yang demikian kita telah dianugerahi akal budi oleh Allah. Akal budi sesungguhnya membuat kita mampu membedakan yang salah dari yang benar. Sayangnya, dalam kondisi kita yang berdosa, kita kerap menggunakan akal budi untuk melakukan pembenaran atas dosa kita. Hal itu menyulitkan kita kembali ke jalan yang benar.

Sebelumnya, Bileam menyanggupi ajakan Balak setelah diiming-imingi dengan banyak harta. TUHAN mengutus malaikat-Nya menghalau Bileam (22). Malaikat itu mengadang Bileam yang tengah menaiki keledai. Pengadangan itu berhasil dilewati karena keledai tersebut menghindar.

Namun, rupanya apa yang dilakukan keledai itu tidak dipahami Bileam karena ia tidak mampu melihat malaikat yang mengadang tersebut. Bileam berpikir, keledai itu tidak taat kepadanya, dan akhirnya ia pun memukul keledai tersebut. Setiap kali menghindar, keledai itu dipukul Bileam (23-27). Tiga kali peristiwa itu terjadi hingga akhirnya TUHAN membuka mulut keledai itu agar bisa menyatakan protes kepada Bileam (28-30). TUHAN juga membuka mata Bileam agar dapat melihat malaikat-Nya (31).

Mengapa interaksi keledai dan Bileam ini harus terjadi? Mungkin ini adalah salah satu cara Allah untuk menegur Bileam. Keledai, yang adalah seekor hewan, justru memiliki kepekaan yang lebih baik untuk melihat sang malaikat, dibandingkan dengan Bileam yang tengah "tersesat dan dibutakan" oleh keputusannya yang digerakkan oleh hawa nafsu. Ketidaktaatan Bileam membuatnya tidak mampu melihat teguran Allah melalui malaikat-Nya, bahkan keledai yang menyelamatkannya pun hendak ia bunuh.

Bukankah kita juga sering bersikap seperti Bileam. Teguran dan peringatan Allah telah berada di depan mata kita. Namun, keangkuhan dan ketidaktaatan membuat kita tidak mampu melihatnya. Allah sesungguhnya menginginkan setiap umat-Nya kembali kepada-Nya, tetapi kitalah yang sering kali menjauhkan diri dari Nya. [WDN]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org