Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/05/25 |
|
![]() |
|
Minggu, 25 Mei 2025 (Minggu ke-6 sesudah Paskah)
|
|
Salah satu "karya" dosa yang berkelindan dengan godaan si jahat adalah "kemampuan" manusia untuk memanipulasi serta menyembunyikan hasrat tergelapnya. Dosa sangat lihai menyusup dalam kata, pikiran, dan tindakan kita. Bahkan, hal yang tampak baik pun dapat digunakan untuk menyelubungi dosa kita. Padahal Allah mengundang kita untuk hidup kudus sesuai kehendak-Nya. Inilah yang terjadi pada Bileam. Saat itu, bangsa Israel terkenal akan kekuatannya dalam menaklukkan bangsa atau suku lain yang menghalangi perjalanan mereka. Hal tersebut menjadi ancaman bagi Balak, raja Moab sehingga ia mengutus orang untuk meminta tolong Bileam, seorang pelihat/penenung supaya mengutuki pasukan Israel (2-7). Menariknya, tawaran tersebut tidak langsung disanggupi oleh Bileam. Ia meminta persetujuan Allah dan Allah melarangnya untuk mengutuki Israel (8-12). Balak tidak menyerah atas penolakan Bileam, ia mengirim utusan yang lebih banyak lagi dengan tawaran upah yang sangat besar (13-17). Bileam kembali meminta jawaban dari TUHAN, lalu Bileam diizinkan pergi, namun tidak diperbolehkan mengutuki Israel (18-20). Bileam memang tidak mengutuki Israel. Namun, ia menyarankan agar perempuan Moab bergaul dengan bangsa Israel, berzina dengan mereka, dan mengajak mereka menyembah berhala mereka (lih. Bil. 25:1-2, 31:16). Maka murka Allah akan bangkit atas mereka. Semua itu ia lakukan demi upah duniawi. Penyelubungan hasrat yang sesungguhnya dari Bileam begitu halus. Dari luar tampak "ketaatan" Bileam terhadap titah Allah, tetapi di hatinya yang terdalam harta dan kemasyhuran menggoyahkan hatinya. Bukankah kita juga sering diperhadapkan pada situasi seperti Bileam? Godaan duniawi datang begitu kuat. Sesungguhnya, kita adalah makhluk yang lemah, maka marilah jujur mengenai apa yang kita rasakan dan mintalah penguatan dari Allah untuk menolak godaan yang muncul. Justru pada saat kita mengakui keterbatasan diri kita, saat itulah kita tengah membuka diri pada pertolongan Allah. [WDN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |